Sabtu, 07 November 2015

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN



MAKALAH
FISIOLOGI HEWAN
DIAMETER DAN TEBAL LAPISAN EPITEL TUBULUS SEMINIFERUS SERTA BOBOT TESTIS MENCIT (MUS MUSCULUS) SETELAH PEMBERIAN TAUGE KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA)

Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri
Mata Kuliah Fisiologi Hewan
Dosen Pengampu : Yuyun Maryuningsih, S.Si, M.Pd


     




     

     


      Disusun oleh :
       Nurul Syiam
      14121620645




KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Tauge (taoge atau toge) merupakan kecambah yang berasal dari biji-bijian, seperti kacang hijau (Vigna radiata) dan kacang kedelai. Perkecambahan tersebut menyebabkan tauge kacang hijau kaya dengan zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Sayuran yang terbentuk melalui proses perkecambahan ini dipercaya sebagai bahan pangan yang mampu mempertahankan fertilitas pada pria. Hal tersebut terkait dengan kandungan antioksidan vitamin E yang dominan disamping antioksidan lain seperti vitamin C dan selenium.  
Peranan vitamin E sebagai antioksidan berjalan sinergis dengan adanya kandungan antioksidan lain di dalam tauge kacang hijau seperti vitamin C dan selenium. Kombinasi vitamin E, C dan selenium tersebut dapat melindungi sel dari serangan radikal bebas, sehingga kemungkinan dengan mengkonsumsi tauge kacang hijau mampu mempertahankan fertilitas dengan cara melindungi beberapa sel penyusun tubulus seminiferus di dalam testis dari kerusakan akibat serangan radikal bebas.
Vitamin C sangat efektif mengatasi masalah kemandulan pada pria. Vitamin C sangat bermanfaaat karena fungsinya yang membantu gerak atau motilitas sperma. Dengan mengonsumsi vitamin C dapat memebantu meningkatkan jumlah sperma. Dan jumlah sperma yang banyak akan meningkatkan potensi berhasilnya salah satu sperma membuahi sel telur. Selain itu vitamin C juga dapat mencegah sperma menggumpal.
Vitamin E memiliki antioksidan yang sangat kuat yang dapat membantu melindungi DNA didalam sperma. Antioksidan berfungsi melindungi sel dari serangan radikal bebas pada saat spermatogenesis. Aktifitas spermatogenesis terjadi pada testis tepatnya di dalam tubulus seminiferus. Oleh karena itu, sebaiknya pria aktif mengkonsumsi suplemen vitamin E untuk meningkatkan kesuburan.
Mekanisme kerja vitamin E, C dan selenium dalam menangkal terbentuknya radikal bebas pada membran sel yaitu, vitamin E sebagai antioksidan utama akan memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal bebas yang terbentuk pada membran sel. Hal tersebut menyebabkan terbentuknya radikal vitamin E yang bersifat stabil. Radikal vitamin E yang terbentuk diubah oleh vitamin C sehingga menyebabkan terbentuknya radikal vitamin C yang kemudian oleh selenium melalui induksi glutation peroksidase akan menetralkan vitamin C di dalam sel.
Fungsi reproduksi jantan sendiri diawali dengan spermatogenesis, yaitu tahap-tahap perubahan struktur dari sel spermatogonia yang membelah menjadi spermatozoa secara berurutan. Berbagai tahap tersebut diatur oleh hormon-hormon seperti testosteron, FSH dan LH yang dihasilkan oleh sel leydig dan sel sertoli di dalam tubulus seminiferus pada testis. Kekurangan vitamin E yang merupakan kandungan dominan dalam tauge kacang hijau menyebabkan terjadinya degenerasi sel spermatogonia. Spermatogenesis diawali dengan pembelahan sel spermatogonia sehingga apabila sejak awal jumlah sel spermatogonia berkurang maka dapat mempengaruhi perkembangan sel-sel spermatogenik berikutnya.
Maulana (2010) menyatakan bahwa kekurangan vitamin E menyebabkan degenerasi jaringan testis, yaitu berkurangnya jumlah sel-sel spermatogenik di dalam tubulus seminiferus. Hal tersebut dapat berpengaruh pada diameter tubulus seminiferus, tebal lapisan epitel tubulus seminiferus dan bobot testis. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian tauge kacang hijau terhadap diameter tubulus seminiferus, tebal lapisan epitel tubulus seminiferus dan bobot testis.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.    Jelaskan mengenai tubulus seminiferus ?
2.    Apa sajakah nutrisi untuk meningkatkan kesuburan pria ?
3.    Apa sajakah kandungan tauge kacang hijau (Vigna Radiata) ?
4.    Bagaimana diameter dan tebal lapisan epitel tubulus seminiferus serta bobot testis mencit (Mus Musculus) setelah pemberian tauge kacang hijau (Vigna Radiata) ?
C.    TUJUAN
1.    Mengetahui penjelasan mengenai tubulus seminiferus
2.    Mengetahui apa saja nutrisi untuk meningkatkan kesuburan pria
3.    Mengetahui kandungan tauge kacang hijau
4.    Mengetahui diameter dan tebal lapisan epitel tubulus seminiferus serta bobot testis mencit (Mus Musculus) setelah pemberian tauge kacang hijau (Vigna Radiata)



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tubulus Seminiferus
Sel kelamin laki-laki dikenal sebagai sperma. Ketika sperma dari laki-laki bersatu dengan sel telur dari perempuan, proses pembuahan terjadi dan kehidupan baru di diproduksi. Proses reproduksi ini sangat penting untuk kelangsungan hidup setiap makhluk hidup. Jika anggota suatu spesies tidak dapat mereproduksi, maka spesies akan punah. Ada dua proses penting yang terjadi pada makhluk hidup untuk menghasilkan sel-sel baru. Proses ini dikenal sebagai mitosis dan meiosis. Mitosis adalah proses seluler yang menciptakan sel-sel tubuh baru. Sel-sel ini termasuk sel-sel kulit, sel darah, dan setiap sel selain sel kelamin. Meiosis adalah proses yang menciptakan sel kelamin. Sel-sel ini meliputi sperma dan sel telur (Sridianti : 2013).
Budisma (2015) menyatakan bahwa ubulus seminiferus adalah struktur yang terletak di organ seks pria yang disebut testis. Tubulus seminiferus merupakan tubulus kontortus yang membentuk jala-jala, berujung buntu dan pada ujung yang lain menjadi saluran yang lurus dengan lumen menyempit dan dibatasi oleh epitel selapis kubus berflagela satu. Bentuk yang lurus ini dinamakan tubulus rektus. Bagian ini pendek yang bermuara pada saluran-saluran yang beranastomose yang dinamakan rete testis. Tubulus seminiferus terdiri dari epitel germinativum, lamina basalis dan tunika jaringan ikat fibrosa. Epitelnya terdiri atas 2 jenis sel yaitu sel sertoli dan sel –sel spermatogenik (tersusun atas 4-8 lapisan).
Gambar 1. Tubulus Seminiferus



Urutan sel-sel dari lapisan yang paling dasar hingga mendekati lumen adalah sebagai berikut, yakni spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid dan spermatozoa. Sel sertoli merupakan sel-sel piramidal panjang yang saling bertautan dengan sel-sel spermatogenik. Dasar sel sertoli melekat pada lamina basalis, sedang ujung apikalnya menjorok ke dalam lumen tubulus seminiferus. Akibat adanya sel-sel spermatogenik di sisi lateral dan di sisi basalnya, maka bentuk sel sertoli menjadi tidak teratur. Sel-sel sertoli mempunyai 3 fungsi utama menurut Hikmat (2014), yakni :
1.    Pelindung, penyokong dan pengatur nutrisi sel-sel spermatogenik yang sedang berkembang
2.    Fagositosis, yaitu dengan membuang kelebihan sitoplasma spermatid dalam proses spermiogenesis (perubahan bentuk spermatid menjadi spermatozoa)
3.    Sekresi, yaitu sel-sel sertoli mensekresi sekret untuk transpor spermatozoa.
Meiosis pada laki-laki terjadi pada tubulus seminiferus. Ini berarti bahwa tubulus seminiferus sangat penting dalam proses reproduksi. Tubulus seminiferus ditemukan di dalam testis yang terdiri dari jaringan tabung yang dilapisi dengan jenis sel yang dikenal sebagai sel Sertoli. Sel Sertoli adalah sel columnar panjang yang dibedakan selama proses meiosis untuk membentuk sperma (Sridianti : 2013).
Tanpa sperma, manusia dan hewan lainnya tidak bisa berhasil menjalani reproduksi seksual. Tubulus seminiferus berfungsi untuk menghasilkan sperma, menjaga sperma, dan untuk menyimpan sperma. Selama proses meiosis sel sertoli yang melapisi tubulus seminiferus menjalani proses diferensiasi yang akan dikonversi menjadi sperma. Sperma kemudian disimpan dalam tubulus seminiferus sampai mereka siap untuk ejakulasi melalui penis. Selama waktu sperma berada dalam tubulus seminiferus sangat penting untuk dipertahankan dalam suatu lingkungan suhu yang tepat. Jika suhu terlalu panas atau terlalu dingin sperma akan mati. Tubulus seminiferus menyediakan lingkungan yang tepat (Hikmat : 2014).
B.     Nutrisi untuk Meningkatkan Kesuburan Pria
Umumnya kesuburan seseorang dapat ditingkatkan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat serta menerapkan pola hidup yang sehat. Sedangkan infertilitas dapat terjadi karena kebiasaan makan yang buruk. Selain pola makan, infertilitas juga dapat dipengaruhi oleh masalah fisiologis, gaya hidup yang tidak sehat, kelainan genetic serta paparan racun dan bahan kimia berbahaya. Banyak mitos yang berkembang dimasyarakat, bahwa vitamin tertentu dapat menambah kesuburan. Misalnya dengan mengkonsumsi kecambah (tauge) karena mengandung vitamin E yang amat bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan (Ardini : 2005).
Namun meskipun vitamin E diperlukan untuk kesuburan, vitamin tersebut bukanlah satu-satunya yang dibutuhkan oleh tubuh. Diperlukan kombinasi sejumlah vitamin lain dan mineral untuk menjaga fertilitas. Begitupun sebaliknya dengan banyak mengkonsumsi satu unsur gizi tertentu namun kurang diimbangi dengan unsur gizi lainnya justru akan merugikan fertilitas dan kesehatan anda. Dan dalam kondisi apapun, pola makan dengan asupan gizi yang seimbang harus tetap dipertahankan. Berikut adalah beberapa nutrisi yang bila dikonsumsi secara seimbang dapat meningkatkan kesuburan pria menurut Mardiati (2009) :
1.    Vitamin E
Vitamin E yang diyakini bisa sebagai antioksidan ternyata bagi pria juga bisa menjaga kesehatan sperma. Semua vitamin E adalah antioksidan dan terlibat dalam banyak proses tubuh dan beroperasi sebagai antioksidan alami yang membantu melindungi struktur sel yang penting terutama membran sel dari kerusakan akibat adanya radikal bebas. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai antioksidan dalam tubuh, vitamin E bekerja dengan cara mencari, bereaksi dan merusak rantai reaksi radikal bebas Y. Dalam reaksi tersebut, vitamin E sendiri diubah menjadi radikal. Namun radikal ini akan segera beregenerasi menjadi vitamin aktif melalui proses biokimia yang melibatkan senyawa lain.
Jika DNA atau sel sperma ini rusak, maka timbulnya ketidaksuburan dan kegagalan kehamilan bisa terjadi. Dengan mengkonsumsi sumber makanan vitamin E setidaknya sebanyak takaran 400 UI sehari, maka hormon-hormon pembentukan sperma bisa dijaga untuk pengomptimalkan pembentukan sel sperma pada pria. Bahkan diakui peningkatan kesuburan dan kualitas sel sperma sampai lebih dari 10% atau lebih dari 2x dari kesuburan pria yang tidak mengkonsumsi vitamin E. Biasanya parameter sperma yang baik adalah berdasarkan jumlah. Pada pria ada baiknya berjumlah 20 juta perml. Karena jika kurang dari itu bisa diakibatkan karena konsumsi buruk akibat merokok atau mengkonsumsi alkohol (Nurcholis : 2014).
2.    Vitamin B 
Terdapat dua jenis vitamin B yang bermanfaat guna menambah kesuburan, satu untuk wanita dan satunya untuk pria. Vitamin B6 penting dalam pembentukan hormon seks  pria, sedangkan vitamin B12 dapat meningkatkan dan menambah kualitas sperma. Bersama dengan asam folat, B12 diperlukan untuk pembentukan materi genetik. Kadar yang kurang menyebabkan produksi sperma yang abnormal, penurunan jumlah sperma, dan kemampuan gerak sperma. Asupan vitamin B12 dan B6 disarankan untuk dikonsumsi sebanyak 1,3 dan 2,4 mikrogram setiap harinya. Sumber vitamin B12 bisa dijumpai dalam susu, ikan dan hati. Sedangkan kandungan vitamin B6 bisa didapatkan dari telur, ayam, wortel dan beras merah (Mardiati : 2009).
3.    Vitamin C
Sama halnya dengan kandungan vitamin lain, manfaat vitamin C juga baik untuk pria dan wanita sebagai penambah kesuburan. Bagi wanita vitamin ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan hormonal, memperkuat sistem imun, meningkatkan fertilitas hingga membantu penyerapan zat besi. Sedangkan untuk pria, vitamin C berperan sebagai pencegah terjadinya penggumpalan sperma dan meningkatkan mobilitas sperma. Sumber utama vitamin C adalah buah-buahan seperti jeruk, jambu, papaya, sirsak, mangga, stroberi dan sayuran seperti bayam dan cabai. Konsumsi harian vitamin C yang dianjurkan adalah 750-1000 mg per hari. Namun, meski terlalu banyak mengkonsumsi vitamin ini tidak akan berbahaya untuk kesehatan, karena vitamin ini larut dalam air sehingga bila dikonsumsi secara berlebihan tubuh akan secara ototmatis membaungnya lewat air seni.
4.    Zinc
Zinc atau seng adalah mineral yang mengambil peranan penting untuk kesuburan. Mineral ini terdapat pada lebih dari 200 protein dan enzim yang amat penting untuk para pria dalam membantu menjaga fungsi organ seksual dan dapat meningkatkan jumlah sperma. Kekurangan zinc mampu memicu penurunan hormone testosterone.
5.     Asam Folat
Selain baik untuk meningkatkan kesuburan, asam folat juga baik untuk pertumbuhan bayi dalam kandungan karena mampu mencegah sang bayi dari kelahiran cacat dibagian otak dan tulang belakang. Asam folat juga penting untuk proses penyatuan sperma dan sel telur atau disebut dengan konsepsi.  Kandungan asam folat tinggi bisa anda jumpai pada makanan seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, papaya dan sereal.
Meningkatkan kesuburan bisa dilakukan dengan mudah, yakni dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi seperti diatas. Selain itu, pola hidup sehat juga membantu anda dalam meningkatkan kesuburan (Ardini : 2005).
C.    Kandungan Tauge Kacang Hijau (Vigna Radiata)
Tauge adalah sayuran yang merupakan tumbuhan muda yang baru saja berkecambah dan dilindungi dari cahaya. Tahap perkembangannya disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan. Tauge kacang hijau kaya akan kandungan protein, asam amino, vitamin dan mineral dan tanaman ini dikatakan sebagai makanan yang dapat meningkatkan kesuburan kaum pria karena didalamnya mengandung mineral dan vitamin khususnya kandungan vitamin E-alfa yang membuat pria berambah perkasa (Anonim : 2012).
Gambar 2. Tauge Kacang Hijau (Vigna Radiata)

Didalam kecambah kacang hijau memiliki antioksidan dan vitamin E yang berkhasiat dalam meningkatkan kesuburan kaum pria serta mampu mendongkrak vitalitas dan kejantanan kaum pria. Kandungan protein yang terdapat didalam tauge atau kecambah kacang hijau 19% lebih tinggi dibandingkan kandungan protein yang terdapat didalam biji kacang, hal ini dikarenakan selama proses menjadi kecambah terjadi pembentukan asam amino esensial, asam amino esensial inlah yang merupakan penyusun dari protein (Nurcholis : 2014).
Selain kandungan vitamin E, kecambah juga mengandung sejumlah vitamin diantaranya adalah vitamin A, B, C, B1, B6, dan vitamin K. Kecambah makanan yang kaya akan zat besi, magnesium, fosfor, kalsium, kalium, dan mangan, dan asam lemak omega 3. Tauge menjadi makanan yang bernilai tinggi karena kandungan mineral dan vitamin yang terdapat didalamnya. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kecambah, selain meningkatkan vitalitas pria kecambah juga bermanfaat dalam mencegah kanker, dalam proses menjadi tauge telah menguraikan 90% rantai olisakarida menjadi karbohidrat seerhana. Karbohidrat sederhana merupakan karbohidrat yang sangat mudah diserap oleh tubuh tanpa menghasilkan gas. Serta dari tauge membantu dalam menguras kotoran yang berada didalam usus besar. Selain itu tauge juga bermanfaat untuk mencegah osteoporosis, mencegah serangan jantung dan stroke serta membangkitkan kekebalan tubuh (Suparyo : 2014).
Kecambah yang masih mentah memiliki kandungan mineral dan vitamin yang baik untuk tubuh, mengkonsumsi kecambah mentah berarti akan mendapatkan nilai mineral dan gizi yang lebih baik. Selain kandungan gizinya yang sangat baik untuk tubuh, kecambah mengandung enzim dan serat larut. Enzim yang terdapat didalam kecambah mampu meningkatkan gerakan usus (Suparyo : 2014).
Dalam 1 cangkir tauge mengandung sekitar 125 mg kalium yang baik untuk fungsi jaringan organ dan sel tubuh. Kandungan elektrolit, kalium akan meningkatkan cadangan energi dan meningkatkan fungsi otot, makanan ini juga baik untuk menjaga kesehatan jantung. Didalam 1 cangkir kacang hijau mengandung 14,1 mg vitamin C, seperti yang diketahui, vitamin C merupakan antioksidan yang baik untuk tubuh. Didalam 1 cangkir kecambah kacang hijau mengandung sekitar 0,11 g lemak, sehingga makanan ini akan baik untuk menunjang diet menurunkan berat badan. Dengan tingginya kancungan nutrisi yang terdapat didalam kecambah, sehingga tidak mengherankan jika makanan ini akan membuat pria semakin subur dan perkasa. (Nurcholis : 2014)
D.    Diameter dan Tebal Lapisan Epitel Tubulus Seminiferus serta Bobot Testis Mencit (Mus Musculus) setelah pemberian Tauge Kacang Hijau (Vigna Radiata)
Penelitian dilakukan selama 48 hari yang merupakan waktu spermatogenesis. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor mencit jantan dengan berat 25-30 g yang dibagi menjadi dua yaitu : 5 kontrol dan 5 perlakuan. Perlakuan dilakukan dengan membandingkan 2 kelompok, meliputi kelompok P0 sebagai kontrol diberi 0,5 mL garam fisiologis secara oral satu kali per hari dan kelompok P1 sebagai perlakuan diberi cairan tauge kacang hijau sebanyak 0,5 mL dengan dosis 0,8 g/ekor/hari.
Pada akhir perlakuan hewan uji dikorbankan dengan cara dislokasi leher, kemudian dilakukan pembedahan dan isolasi testis. Testis yang telah diisolasi lalu ditimbang untuk mendapatkan data bobot testis, selanjutnya dilakukan fiksasi untuk dibuat preparat irisan dengan metode parafin menggunakan pewarnaan Hematoxyilin-Eosin (HE).
Hasil preparat irisan, selanjutnya diamati dibawah mikroskop yang sudah dilengkapi mikrometer dengan perbesaran 400 x. Pengukuran diameter dan tebal lapisan epitel tubulus seminiferus dilakukan pada irisan melintang testis tersebut yang dilakukan sebanyak tiga kali ulangan, yaitu pada bagian yang paling tebal dan tipis. Hasil pengukuran kemudian di rata-rata sehingga dihasilkan data pengukuran diameter dan tebal lapisan epitel tubulus seminiferus. Hasil pengukuran diameter tubulus seminiferus, tebal lapisan epitel tubulus seminiferus dan penimbangan bobot testis yang dianalisis dengan menggunakan uji-t dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1:
Rata-rata diameter tubulus seminiferus, tebal lapisan epitel tubulus seminiferus dan bobot testis mencit jantan setelah pemberian tauge kacang hijau selama 48 hari secara oral.
Kelompok
Jumlah Hewan
Tubulus seminiferus
Bobot testis (g)
(X ± S )
Diameter (μm)
(X ± S )
Tebal Epitel (μm)
(X ± S )
Perlakuan (P1)
5
125,95 a ± 6,28
53,16 b ± 2,47
0.21 c ± 0,007
Kontrol (P0 )
5
123,97 a ± 6,50
50,97 b ± 1,51
0.22 c ± 0,031
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan tidak nyata pada taraf kepercayaan 95 %.
Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian tauge kacang hijau secara oral selama 48 hari terhadap mencit jantan berbeda tidak nyata pada diameter tubulus seminiferus, tebal lapisan epitel tubulus seminiferus dan bobot testis antara perlakuan P1 dan kontrol P0. Hasil berbeda tidak nyata tersebut menunjukkan bahwa pemberian tauge kacang hijau belum mampu mempengaruhi spermatogenesis secara nyata yang ditunjukkan oleh diameter, tebal lapisan epitel tubulus seminiferus dan bobot testis mencit perlakuan P1 dibandingkan mencit kontrol P0.
Pengaruh pemberian tauge kacang hijau yang mengandung vitamin E sebagai senyawa antioksidan dominan terhadap diameter tubulus seminiferus, tebal lapisan epitel tubulus seminiferus dan bobot testis pada mencit jantan menunjukkan hasil berbeda tidak nyata. Hal ini disebabkan karena hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini berumur muda dan dalam kondisi normal sehingga pemberian vitamin E dengan dosis 0,8 g/ekor/hari menunjukkan perbedaan tidak nyata terhadap spermatogenesis yang ditunjukkan dengan diameter, tebal lapisan epitel tubulus seminiferus.
Hewan uji yang berumur muda dengan kondisi normal mempunyai mekanisme sel untuk menetralisir adanya radikal bebas yang berjalan dengan baik, tetapi seiiring dengan bertambahnya umur hewan uji terjadi penurunan fungsi tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Guzman et al., (2000) bahwa pengaruh senyawa antioksidan pada perkembangan dan jumlah sel sertoli sebagai salah satu komponen penyusun tubulus seminiferus tampak lebih nyata seiiring dengan bertambahnya umur hewan uji. Pada penelitian ini perlakuan hanya dilakukan sampai 48 hari, sehingga kemungkinan apabila perlakuan dilakukan lebih dari 48 hari akan didapatkan hasil yang berbeda nyata.
Pengaruh vitamin E sebagai kandungan tauge kacang hijau yang berfungsi sebagai antioksidan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot testis. Hal ini sesuai dengan penelitian Ardini (2005) yang menyatakan bahwa senyawa antioksidan kemungkinan kurang berpengaruh terhadap bobot testis, tetapi lebih berpengaruh pada gangguan struktur spermatozoon. Kandungan vitamin E sebagai senyawa antioksidan dominan dalam tauge kacang hijau kemungkinan berpengaruh tidak secara langsung ke jaringan target tetapi lebih dikontrol oleh regulasi hormonal yang berpengaruh secara langsung ke sel-sel target. Hal ini berdasarkan pernyataan Fritz (1978) perkembangan dan jumlah sel spermatogonia serta sel sertoli lebih dipengaruhi oleh regulasi hormonal.
Vitamin E yang terkandung dalam tauge kacang hijau merupakan antioksidan eksogen yang kurang baik diserap oleh tubuh. Ardini (2005) menyatakan bahwa vitamin E merupakan antioksidan lipofilik yang harus diperoleh dari luar tubuh dan tidak dapat larut maksimal di dalam tubuh, sehingga sulit diserap oleh jaringan tubuh. Lamanya pemberian serta dosis vitamin E pada tingkat efektif belum ada kesepakatan yang harus diberikan. Ardini (2005) menyatakan bahwa konsumsi vitamin E yang diperlukan sebagai antioksidan masih diperdebatkan. Hal ini disebabkan kebutuhan vitamin E tergantung polyunsaturated fatty acid (PUFA) atau asam lemak tak jenuh. Setiap individu mempunyai konsumsi PUFA yang berlainan sehingga sulit untuk menentukan kebutuhan yang tepat akan vitamin E (Guzzman : 2000).
Tabel 2
Rata-rata bobot badan dan konsumsi pakan harian mencit setelah pemberian tauge kacang hijau selama 48 hari secara oral



Kelompok Hewan
Jumlah
Bobot Badan
(X ± S )
Konsumsi Pakan Harian (g)
(X ± S )
Perlakuan (P1)
5
40,80 a ± 2,65
3,77 b  ± 0,61
Kontrol (P0)
5
44,58 a  ± 3,68
4,23 b  ± 0,41
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan tidak nyata pada taraf kepercayaan 95 %
Tabel 2  menunjukkan hasil uji-t bobot badan berbeda tidak nyata dengan ratarata bobot badan masih dalam kisaran normal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fritz (1978) bahwa bobot badan mencit jantan dewasa berkisar antara 20-50 g. Data bobot badan tersebut dapat diartikan bahwa banyaknya substrat, baik yang terkandung dalam tauge kacang hijau maupun pellet masih dalam kisaran normal untuk kebutuhan metabolisme tubuh hewan uji.
Tabel 2 juga menunjukkan hasil uji-t konsumsi pakan harian antara mencit perlakuan dan kontrol berbeda tidak nyata , dan masih dalam kisaran normal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Maulana (2010) bahwa konsumsi pakan harian mencit antara 3-5 g/hari, sehingga dapat diasumsikan bahwa konsumsi pakan harian hewan uji berupa pellet secara ad libitum masih dalam kisaran normal.
Pemberian tauge kacang hijau yang merupakan substrat metabolime berfungsi sebagai serat di dalam tubuh. Serat bermanfaat memberi massa dan volume di lambung yang menyebabkan munculnya signal yang diterima oleh reseptor kenyang Mardiati (2009), sehingga konsumsi pakan harian hewan uji tidak berlebihan atau masih dalam kisaran normal. Konsumsi pakan tersebut menyebabkan bobot badan hewan uji tidak mengalami peningkatan secara berlebihan, tetapi masih dalam kisaran normal.
Hal ini disebabkan karena serat mampu membatasi konsumsi pakan yang menyebabkan absorbsi senyawa organik seperti lemak dan protein dalam kisaran normal, sehingga tidak terjadi laju sintetis yang melebihi laju perombakan senyawa-senyawa organik tersebut. Bobot badan merupakan salah satu variabel pertumbuhan yang terjadi apabila laju sintesis senyawa organik seperti protein dan lemak melebihi laju perombakannya, sehingga dapat menyebabkan terjadinya deposisi senyawa-senyawa organik tersebut di dalam tubuh menurut Mardiati (2009).

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tubulus seminiferus adalah struktur yang terletak di organ seks pria yang disebut testis. Tubulus seminiferus merupakan tubulus kontortus yang membentuk jala-jala, berujung buntu dan pada ujung yang lain menjadi saluran yang lurus dengan lumen menyempit dan dibatasi oleh epitel selapis kubus berflagela satu. Beberapa nutrisi yang bila dikonsumsi secara seimbang dapat meningkatkan kesuburan pria diantaranya adalah vitamin E, vitamin B, vitamin C, Zinc dan asam folat.
Tauge kacang hijau kaya akan kandungan protein, asam amino, vitamin dan mineral dan tanaman ini dikatakan sebagai makanan yang dapat meningkatkan kesuburan kaum pria karena didalamnya mengandung mineral dan vitamin khususnya kandungan vitamin E-alfa yang membuat pria berambah perkasa. Peranan vitamin E sebagai antioksidan berjalan sinergis dengan adanya kandungan antioksidan lain di dalam tauge kacang hijau seperti vitamin C dan selenium. Kombinasi vitamin E, C dan selenium tersebut dapat melindungi sel dari serangan radikal bebas, sehingga kemungkinan dengan mengkonsumsi tauge kacang hijau mampu mempertahankan fertilitas dengan cara melindungi beberapa sel penyusun tubulus seminiferus di dalam testis dari kerusakan akibat serangan radikal bebas.
Hasil penelitian pengaruh pemberian tauge kacang hijau pada mencit jantan menunjukkan perbedaan tidak nyata pada diameter tubulus seminiferus, tebal lapisan epitel tubulus seminiferus dan bobot testis antara kelompok kontrol dan perlakuan. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa pemberian tauge kacang hijau belum mampu mempengaruhi spermatogenesis secara nyata.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Kecambah. http://id.wikipedia.org/wiki/Kecambah. Diakses pada tanggal 10 April 2015, pukul 20.00 WIB.

Ardini, S.D. 2005. Efek Pemberian Kombinasi Vitamin C dan Vitamin E terhadap Kadar Nitric Oxide pada Preklampsia. Tesis. Semarang : Fakultas Kedokteran Univ. Diponegoro.

Budisma. 2015. Fungsi Tubulus Seminiferus. http://budisma.net/2015/03/fungsi-tubulus-seminiferus.html. Diakses pada tanggal 19 April 2015 Pukul 22.00 WIB.

Fritz, I. B. 1978. Sites of Actions of Androgens and Follicle Stimulating Hormone on Cells of the Seminiferous Tubule. in: G. Litwack (Ed.). New York : Academic Press.

Guzman, J.M., Mahan, D. C., Chung Y. K., Pate, J. L. and Pope, W. F. 2000. Effects of Dietary Selenium and Vitamin E on Boar Performance and Tissue Responses, Semen Quality and Subsequent Fertilization Rates in Mature Gilts. Journal of Animal Science 75:2994-3003.

Hikmat. 2014. Definisi Tubulus Seminiferus. http://hikmat.web.id/biologi-klas-xi/definisi-seminiferus-tubulus/. Diakses pada tanggal 19 April 2015 Pukul 22.05 WIB.

Mardiati. 2009. Diameter dan Tebal Lapisan Epitel Tubulus Seminiferus serta Bobot Testis Mencit (Mus Musculus) setelah Pemberian Tauge Kacang Hijau (Vigna Radiata). Semarang : Universitas Diponegoro.

Maulana. 2010. Pengaruh Ekstrak Tauge (Phaseolus Radiatus) terhadap Kerusakan Sel Ginjal Mencit (Mus Musculus) yang Diinduksi Parasetamol. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Nurcholis, M. 2014. Manfaat dan kandungan toge. http://manfaatdankandungan.blogspot.com/2013/11/manfaat-dan-kandungan-toge kecambah.html. Diakses pada tanggal 10 April 2015, pukul 20.07 WIB.

Sridianti. 2013. Pengertian Tubulus Seminiferus. http://www.sridianti.com/pengertian-fungsi-tubulus-seminiferus.html. Diakses pada tanggal 19 April 2015 Pukul 21.50 WIB.

Suparyo. 2014. Kecambah kacang hijau meningkatkan kesuburan pria. http://daunbuah.com/kecambah-kacang-hijau-meningkatkan-kesuburan-pria/.  Diakses pada tanggal 10 April 2015, pukul 20.07 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar