MAKALAH
FISIOLOGI
HEWAN
DIAMETER DAN TEBAL
LAPISAN EPITEL TUBULUS SEMINIFERUS SERTA BOBOT TESTIS MENCIT (MUS MUSCULUS) SETELAH PEMBERIAN TAUGE
KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA)
Diajukan untuk memenuhi
tugas mandiri
Mata Kuliah Fisiologi
Hewan
Dosen Pengampu : Yuyun
Maryuningsih, S.Si, M.Pd
Disusun
oleh :
Nurul Syiam
14121620645
KEMENTRIAN
AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Tauge
(taoge atau toge) merupakan kecambah yang berasal dari biji-bijian, seperti
kacang hijau (Vigna radiata) dan kacang kedelai. Perkecambahan tersebut
menyebabkan tauge kacang hijau kaya dengan zat yang bermanfaat bagi kesehatan
tubuh. Sayuran yang terbentuk melalui proses perkecambahan ini dipercaya
sebagai bahan pangan yang mampu mempertahankan fertilitas pada pria. Hal
tersebut terkait dengan kandungan antioksidan vitamin E yang dominan disamping
antioksidan lain seperti vitamin C dan selenium.
Peranan
vitamin E sebagai antioksidan berjalan sinergis dengan adanya kandungan
antioksidan lain di dalam tauge kacang hijau seperti vitamin C dan selenium.
Kombinasi vitamin E, C dan selenium tersebut dapat melindungi sel dari serangan
radikal bebas, sehingga kemungkinan dengan mengkonsumsi tauge kacang hijau
mampu mempertahankan fertilitas dengan cara melindungi beberapa sel penyusun
tubulus seminiferus di dalam testis dari kerusakan akibat serangan radikal
bebas.
Vitamin C sangat efektif mengatasi masalah kemandulan
pada pria. Vitamin C sangat bermanfaaat karena fungsinya yang membantu gerak atau
motilitas sperma. Dengan mengonsumsi vitamin C dapat memebantu meningkatkan
jumlah sperma. Dan jumlah sperma yang banyak akan meningkatkan potensi berhasilnya
salah satu sperma membuahi sel telur. Selain itu vitamin C juga dapat mencegah
sperma menggumpal.
Vitamin E memiliki antioksidan yang sangat kuat yang
dapat membantu melindungi DNA didalam sperma. Antioksidan
berfungsi melindungi sel dari serangan radikal bebas pada saat spermatogenesis.
Aktifitas spermatogenesis terjadi pada testis tepatnya di dalam tubulus
seminiferus. Oleh karena itu, sebaiknya
pria aktif mengkonsumsi suplemen vitamin E untuk meningkatkan kesuburan.
Mekanisme
kerja vitamin E, C dan selenium dalam menangkal terbentuknya radikal bebas pada
membran sel yaitu, vitamin E sebagai antioksidan utama akan memberikan atom
hidrogen secara cepat ke radikal bebas yang terbentuk pada membran sel. Hal
tersebut menyebabkan terbentuknya radikal vitamin E yang bersifat stabil.
Radikal vitamin E yang terbentuk diubah oleh vitamin C sehingga menyebabkan
terbentuknya radikal vitamin C yang kemudian oleh selenium melalui induksi glutation
peroksidase akan menetralkan vitamin C di dalam sel.
Fungsi
reproduksi jantan sendiri diawali dengan spermatogenesis, yaitu tahap-tahap
perubahan struktur dari sel spermatogonia yang membelah menjadi spermatozoa
secara berurutan. Berbagai tahap tersebut diatur oleh hormon-hormon seperti
testosteron, FSH dan LH yang dihasilkan oleh sel leydig dan sel sertoli di
dalam tubulus seminiferus pada testis. Kekurangan vitamin E yang merupakan
kandungan dominan dalam tauge kacang hijau menyebabkan terjadinya degenerasi
sel spermatogonia. Spermatogenesis diawali dengan pembelahan sel spermatogonia
sehingga apabila sejak awal jumlah sel spermatogonia berkurang maka dapat
mempengaruhi perkembangan sel-sel spermatogenik berikutnya.
Maulana (2010) menyatakan
bahwa kekurangan vitamin E menyebabkan degenerasi jaringan testis, yaitu
berkurangnya jumlah sel-sel spermatogenik di dalam tubulus seminiferus. Hal
tersebut dapat berpengaruh pada diameter tubulus seminiferus, tebal lapisan
epitel tubulus seminiferus dan bobot testis. Berdasarkan hal
tersebut, maka dilakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengkaji pengaruh pemberian tauge kacang hijau terhadap diameter tubulus
seminiferus, tebal lapisan epitel tubulus seminiferus dan bobot testis.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Jelaskan mengenai
tubulus seminiferus ?
2.
Apa sajakah nutrisi
untuk meningkatkan kesuburan pria ?
3.
Apa sajakah
kandungan tauge kacang hijau (Vigna
Radiata) ?
4.
Bagaimana diameter dan tebal lapisan epitel tubulus seminiferus
serta bobot testis mencit (Mus Musculus) setelah pemberian tauge kacang
hijau (Vigna Radiata) ?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui
penjelasan mengenai tubulus seminiferus
2.
Mengetahui apa saja
nutrisi untuk meningkatkan kesuburan pria
3.
Mengetahui
kandungan tauge kacang hijau
4.
Mengetahui diameter dan tebal lapisan epitel tubulus seminiferus
serta bobot testis mencit (Mus Musculus) setelah pemberian tauge kacang
hijau (Vigna Radiata)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tubulus Seminiferus
Sel
kelamin laki-laki dikenal sebagai sperma. Ketika sperma dari laki-laki bersatu dengan
sel telur dari perempuan, proses pembuahan terjadi dan kehidupan baru di
diproduksi. Proses reproduksi ini sangat penting untuk kelangsungan hidup
setiap makhluk hidup. Jika anggota suatu spesies tidak dapat mereproduksi, maka
spesies akan punah. Ada dua proses penting yang terjadi pada makhluk hidup
untuk menghasilkan sel-sel baru. Proses ini dikenal sebagai mitosis dan
meiosis. Mitosis adalah proses seluler yang menciptakan sel-sel tubuh baru.
Sel-sel ini termasuk sel-sel kulit, sel darah, dan setiap sel selain sel
kelamin. Meiosis adalah proses yang menciptakan sel kelamin. Sel-sel ini
meliputi sperma dan sel telur (Sridianti : 2013).
Budisma (2015) menyatakan bahwa ubulus
seminiferus adalah struktur yang terletak di organ seks pria yang disebut
testis. Tubulus seminiferus merupakan tubulus kontortus yang membentuk
jala-jala, berujung buntu dan pada ujung yang lain menjadi saluran yang lurus
dengan lumen menyempit dan dibatasi oleh epitel selapis kubus berflagela satu.
Bentuk yang lurus ini dinamakan tubulus rektus. Bagian ini pendek yang bermuara
pada saluran-saluran yang beranastomose yang dinamakan rete testis. Tubulus seminiferus
terdiri dari epitel germinativum, lamina basalis dan tunika jaringan ikat
fibrosa. Epitelnya terdiri atas 2 jenis sel yaitu sel sertoli dan sel –sel
spermatogenik (tersusun atas 4-8 lapisan).
Gambar 1. Tubulus Seminiferus
Urutan
sel-sel dari lapisan yang paling dasar hingga mendekati lumen adalah sebagai
berikut, yakni spermatogonium,
spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid dan spermatozoa. Sel sertoli merupakan
sel-sel piramidal panjang yang saling bertautan dengan sel-sel spermatogenik.
Dasar sel sertoli melekat pada lamina basalis, sedang ujung apikalnya menjorok
ke dalam lumen tubulus seminiferus. Akibat adanya sel-sel spermatogenik di sisi
lateral dan di sisi basalnya, maka bentuk sel sertoli menjadi tidak teratur. Sel-sel sertoli
mempunyai 3 fungsi utama menurut Hikmat
(2014), yakni :
1.
Pelindung,
penyokong dan pengatur nutrisi sel-sel spermatogenik yang sedang berkembang
2.
Fagositosis,
yaitu dengan membuang kelebihan sitoplasma spermatid dalam proses
spermiogenesis (perubahan bentuk spermatid menjadi spermatozoa)
3.
Sekresi,
yaitu sel-sel sertoli mensekresi sekret untuk transpor spermatozoa.
Meiosis pada
laki-laki terjadi pada tubulus seminiferus. Ini berarti bahwa tubulus
seminiferus sangat penting dalam proses reproduksi. Tubulus seminiferus
ditemukan di dalam testis yang
terdiri dari jaringan tabung yang dilapisi dengan jenis sel yang dikenal
sebagai sel Sertoli. Sel Sertoli adalah sel columnar panjang yang dibedakan
selama proses meiosis untuk membentuk sperma (Sridianti : 2013).
Tanpa
sperma, manusia dan hewan lainnya tidak bisa berhasil menjalani reproduksi
seksual. Tubulus seminiferus berfungsi untuk menghasilkan sperma, menjaga
sperma, dan untuk menyimpan sperma. Selama proses meiosis sel sertoli yang melapisi
tubulus seminiferus menjalani proses diferensiasi yang akan dikonversi menjadi
sperma. Sperma kemudian disimpan dalam tubulus seminiferus sampai mereka siap
untuk ejakulasi melalui penis. Selama waktu sperma berada dalam tubulus
seminiferus sangat penting untuk dipertahankan
dalam suatu lingkungan suhu yang tepat. Jika suhu terlalu panas atau terlalu
dingin sperma akan mati. Tubulus seminiferus menyediakan lingkungan yang tepat (Hikmat : 2014).
B.
Nutrisi untuk Meningkatkan Kesuburan Pria
Umumnya kesuburan seseorang dapat
ditingkatkan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat serta menerapkan pola hidup
yang sehat. Sedangkan infertilitas dapat terjadi karena kebiasaan makan yang
buruk. Selain pola makan, infertilitas juga dapat dipengaruhi oleh masalah
fisiologis, gaya hidup yang tidak sehat, kelainan genetic serta paparan racun
dan bahan kimia berbahaya. Banyak mitos yang berkembang dimasyarakat, bahwa
vitamin tertentu dapat menambah kesuburan. Misalnya dengan mengkonsumsi
kecambah (tauge) karena mengandung vitamin E yang amat bermanfaat untuk meningkatkan
kesuburan (Ardini : 2005).
Namun meskipun vitamin E diperlukan untuk kesuburan, vitamin tersebut
bukanlah satu-satunya yang dibutuhkan oleh tubuh. Diperlukan kombinasi sejumlah
vitamin lain dan mineral untuk menjaga fertilitas. Begitupun sebaliknya dengan
banyak mengkonsumsi satu unsur gizi tertentu namun kurang diimbangi dengan
unsur gizi lainnya justru akan merugikan fertilitas dan kesehatan anda. Dan
dalam kondisi apapun, pola makan dengan asupan gizi yang seimbang harus tetap
dipertahankan. Berikut adalah beberapa
nutrisi yang bila dikonsumsi secara seimbang dapat meningkatkan kesuburan pria menurut
Mardiati (2009) :
1. Vitamin
E
Vitamin
E yang diyakini bisa sebagai antioksidan ternyata bagi pria juga bisa menjaga
kesehatan sperma. Semua vitamin E adalah antioksidan
dan terlibat dalam banyak proses tubuh dan beroperasi sebagai antioksidan alami yang membantu
melindungi struktur sel
yang penting terutama membran sel dari kerusakan akibat adanya radikal bebas.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai antioksidan
dalam tubuh, vitamin E bekerja dengan cara mencari, bereaksi dan merusak rantai
reaksi radikal bebas Y.
Dalam reaksi tersebut, vitamin E sendiri diubah menjadi radikal. Namun radikal
ini akan segera beregenerasi menjadi vitamin
aktif melalui proses biokimia yang melibatkan senyawa
lain.
Jika
DNA atau sel sperma ini rusak, maka timbulnya ketidaksuburan dan kegagalan
kehamilan bisa terjadi. Dengan mengkonsumsi sumber makanan vitamin E setidaknya
sebanyak takaran 400 UI sehari, maka hormon-hormon pembentukan sperma bisa
dijaga untuk pengomptimalkan pembentukan sel sperma pada pria. Bahkan diakui
peningkatan kesuburan dan kualitas sel sperma sampai lebih dari 10% atau lebih
dari 2x dari kesuburan pria yang tidak mengkonsumsi vitamin E. Biasanya
parameter sperma yang baik adalah berdasarkan jumlah. Pada pria ada baiknya
berjumlah 20 juta perml. Karena jika kurang dari itu bisa diakibatkan karena
konsumsi buruk akibat merokok atau mengkonsumsi alkohol (Nurcholis : 2014).
2.
Vitamin B
Terdapat
dua jenis vitamin B yang bermanfaat guna menambah kesuburan, satu untuk wanita
dan satunya untuk pria. Vitamin B6 penting dalam pembentukan hormon seks pria, sedangkan vitamin B12 dapat
meningkatkan dan menambah kualitas sperma. Bersama dengan asam folat, B12
diperlukan untuk pembentukan materi genetik. Kadar yang kurang menyebabkan
produksi sperma yang abnormal, penurunan jumlah sperma, dan kemampuan gerak
sperma. Asupan vitamin B12 dan B6 disarankan untuk dikonsumsi sebanyak 1,3 dan
2,4 mikrogram setiap harinya. Sumber vitamin B12 bisa dijumpai dalam susu, ikan
dan hati. Sedangkan kandungan vitamin B6 bisa didapatkan dari telur, ayam,
wortel dan beras merah (Mardiati : 2009).
3.
Vitamin C
Sama
halnya dengan kandungan vitamin lain, manfaat vitamin C juga baik untuk pria
dan wanita sebagai penambah kesuburan. Bagi wanita vitamin ini berfungsi untuk
menjaga keseimbangan hormonal, memperkuat sistem imun, meningkatkan fertilitas
hingga membantu penyerapan zat besi. Sedangkan untuk pria, vitamin C berperan
sebagai pencegah terjadinya penggumpalan sperma dan meningkatkan mobilitas
sperma. Sumber utama vitamin C adalah buah-buahan seperti jeruk, jambu, papaya,
sirsak, mangga, stroberi dan sayuran seperti bayam dan cabai. Konsumsi harian
vitamin C yang dianjurkan adalah 750-1000 mg per hari. Namun, meski terlalu
banyak mengkonsumsi vitamin ini tidak akan berbahaya untuk kesehatan, karena
vitamin ini larut dalam air sehingga bila dikonsumsi secara berlebihan tubuh
akan secara ototmatis membaungnya lewat air seni.
4.
Zinc
Zinc
atau seng adalah mineral yang mengambil peranan penting untuk kesuburan.
Mineral ini terdapat pada lebih dari 200 protein dan enzim yang amat penting
untuk para pria dalam membantu menjaga fungsi organ seksual dan dapat
meningkatkan jumlah sperma. Kekurangan zinc mampu memicu penurunan hormone
testosterone.
5.
Asam
Folat
Selain
baik untuk meningkatkan kesuburan, asam folat juga baik untuk pertumbuhan bayi
dalam kandungan karena mampu mencegah sang bayi dari kelahiran cacat dibagian
otak dan tulang belakang. Asam folat juga penting untuk proses penyatuan sperma
dan sel telur atau disebut dengan konsepsi.
Kandungan asam folat tinggi bisa anda jumpai pada makanan seperti
sayuran hijau, kacang-kacangan, papaya dan sereal.
Meningkatkan kesuburan bisa dilakukan dengan mudah, yakni
dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi seperti diatas. Selain itu,
pola hidup sehat juga membantu anda dalam meningkatkan kesuburan (Ardini :
2005).
C.
Kandungan Tauge Kacang Hijau (Vigna Radiata)
Tauge adalah sayuran yang
merupakan tumbuhan
muda yang baru saja berkecambah
dan dilindungi dari cahaya. Tahap perkembangannya
disebut perkecambahan
dan merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan. Tauge kacang hijau
kaya akan kandungan protein, asam amino, vitamin dan mineral dan tanaman ini
dikatakan sebagai makanan yang dapat meningkatkan kesuburan kaum pria karena
didalamnya mengandung mineral dan vitamin khususnya kandungan vitamin E-alfa
yang membuat pria berambah perkasa (Anonim : 2012).
Gambar 2.
Tauge Kacang Hijau (Vigna Radiata)
Didalam kecambah
kacang hijau memiliki antioksidan dan vitamin E yang berkhasiat dalam
meningkatkan kesuburan kaum pria serta mampu mendongkrak vitalitas dan kejantanan kaum pria. Kandungan
protein yang terdapat didalam tauge atau kecambah kacang hijau 19% lebih tinggi
dibandingkan kandungan protein yang terdapat didalam biji kacang, hal ini
dikarenakan selama proses menjadi kecambah terjadi pembentukan asam amino
esensial, asam amino esensial inlah yang merupakan penyusun dari protein (Nurcholis : 2014).
Selain kandungan
vitamin E, kecambah juga mengandung sejumlah vitamin diantaranya adalah vitamin
A, B, C, B1, B6, dan vitamin K. Kecambah makanan yang kaya akan zat besi,
magnesium, fosfor, kalsium, kalium, dan mangan, dan asam lemak omega 3. Tauge menjadi makanan
yang bernilai tinggi karena kandungan mineral dan vitamin yang terdapat
didalamnya. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kecambah, selain
meningkatkan vitalitas pria kecambah juga bermanfaat dalam mencegah kanker,
dalam proses menjadi tauge telah menguraikan 90% rantai olisakarida menjadi
karbohidrat seerhana. Karbohidrat sederhana merupakan karbohidrat yang sangat
mudah diserap oleh tubuh tanpa menghasilkan gas. Serta dari tauge membantu
dalam menguras kotoran yang berada didalam usus besar. Selain itu tauge juga
bermanfaat untuk mencegah osteoporosis, mencegah serangan jantung dan stroke
serta membangkitkan kekebalan tubuh (Suparyo : 2014).
Kecambah yang
masih mentah memiliki kandungan mineral dan vitamin yang baik untuk tubuh,
mengkonsumsi kecambah mentah berarti akan mendapatkan nilai mineral dan gizi
yang lebih baik. Selain kandungan gizinya yang sangat baik untuk tubuh,
kecambah mengandung enzim dan serat larut. Enzim yang terdapat didalam kecambah
mampu meningkatkan gerakan usus (Suparyo : 2014).
Dalam 1 cangkir
tauge mengandung sekitar 125 mg kalium yang baik untuk fungsi jaringan organ
dan sel tubuh. Kandungan elektrolit, kalium akan meningkatkan cadangan energi
dan meningkatkan fungsi otot, makanan ini juga baik untuk menjaga kesehatan
jantung. Didalam 1 cangkir kacang hijau mengandung 14,1 mg vitamin C, seperti
yang diketahui, vitamin C
merupakan antioksidan yang baik untuk tubuh. Didalam 1 cangkir kecambah kacang
hijau mengandung sekitar 0,11 g lemak, sehingga makanan ini akan baik untuk
menunjang diet menurunkan berat badan. Dengan tingginya kancungan nutrisi yang
terdapat didalam kecambah, sehingga tidak mengherankan jika makanan ini akan
membuat pria semakin subur dan perkasa. (Nurcholis : 2014)
D.
Diameter dan
Tebal Lapisan Epitel Tubulus Seminiferus serta Bobot Testis Mencit (Mus
Musculus) setelah pemberian Tauge Kacang Hijau (Vigna Radiata)
Penelitian dilakukan selama 48 hari yang
merupakan waktu spermatogenesis. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 10 ekor mencit jantan dengan berat 25-30 g yang dibagi menjadi dua yaitu
: 5 kontrol dan 5 perlakuan. Perlakuan dilakukan dengan membandingkan 2
kelompok, meliputi kelompok P0 sebagai kontrol diberi 0,5 mL garam
fisiologis secara oral satu kali per hari dan kelompok P1 sebagai
perlakuan diberi cairan tauge kacang hijau sebanyak 0,5 mL dengan dosis 0,8
g/ekor/hari.
Pada akhir perlakuan hewan uji
dikorbankan dengan cara dislokasi leher, kemudian dilakukan pembedahan dan
isolasi testis. Testis yang telah diisolasi lalu ditimbang untuk mendapatkan
data bobot testis, selanjutnya dilakukan fiksasi untuk dibuat preparat irisan
dengan metode parafin menggunakan pewarnaan Hematoxyilin-Eosin (HE).
Hasil preparat irisan, selanjutnya
diamati dibawah mikroskop yang sudah dilengkapi mikrometer dengan perbesaran
400 x. Pengukuran diameter dan tebal lapisan epitel tubulus seminiferus
dilakukan pada irisan melintang testis tersebut yang dilakukan sebanyak tiga
kali ulangan, yaitu pada bagian yang paling tebal dan tipis. Hasil pengukuran
kemudian di rata-rata sehingga dihasilkan data pengukuran diameter dan tebal
lapisan epitel tubulus seminiferus. Hasil pengukuran diameter tubulus
seminiferus, tebal lapisan epitel tubulus seminiferus dan penimbangan bobot
testis yang dianalisis dengan menggunakan uji-t dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 1:
Rata-rata diameter tubulus seminiferus,
tebal lapisan epitel tubulus seminiferus dan bobot testis mencit jantan setelah
pemberian tauge kacang hijau selama 48 hari secara oral.
Kelompok
|
Jumlah Hewan
|
Tubulus seminiferus
|
Bobot testis (g)
(X ± S
)
|
|
Diameter (μm)
(X ± S
)
|
Tebal Epitel (μm)
(X ± S
)
|
|||
Perlakuan
(P1)
|
5
|
125,95 a ± 6,28
|
53,16 b ± 2,47
|
0.21 c ± 0,007
|
Kontrol
(P0
)
|
5
|
123,97 a ± 6,50
|
50,97 b ± 1,51
|
0.22 c ± 0,031
|
Keterangan
: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan
perbedaan tidak nyata pada taraf kepercayaan 95 %.
Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian
tauge kacang hijau secara oral selama 48 hari terhadap mencit jantan berbeda
tidak nyata pada diameter tubulus seminiferus, tebal lapisan epitel tubulus
seminiferus dan bobot testis antara perlakuan P1 dan kontrol P0.
Hasil berbeda tidak nyata tersebut menunjukkan bahwa pemberian tauge kacang
hijau belum mampu mempengaruhi spermatogenesis secara nyata yang ditunjukkan
oleh diameter, tebal lapisan epitel tubulus seminiferus dan bobot testis mencit
perlakuan P1 dibandingkan mencit kontrol P0.
Pengaruh pemberian tauge kacang hijau
yang mengandung vitamin E sebagai senyawa antioksidan dominan terhadap diameter
tubulus seminiferus, tebal lapisan epitel tubulus seminiferus dan bobot testis
pada mencit jantan menunjukkan hasil berbeda tidak nyata. Hal ini disebabkan
karena hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini berumur muda dan dalam
kondisi normal sehingga pemberian vitamin E dengan dosis 0,8 g/ekor/hari
menunjukkan perbedaan tidak nyata terhadap spermatogenesis yang ditunjukkan
dengan diameter, tebal lapisan epitel tubulus seminiferus.
Hewan uji yang berumur muda dengan
kondisi normal mempunyai mekanisme sel untuk menetralisir adanya radikal bebas
yang berjalan dengan baik, tetapi seiiring dengan bertambahnya umur hewan uji
terjadi penurunan fungsi tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Guzman et
al., (2000) bahwa pengaruh senyawa antioksidan pada perkembangan dan jumlah
sel sertoli sebagai salah satu komponen penyusun tubulus seminiferus tampak
lebih nyata seiiring dengan bertambahnya umur hewan uji. Pada penelitian ini
perlakuan hanya dilakukan sampai 48 hari, sehingga kemungkinan apabila
perlakuan dilakukan lebih dari 48 hari akan didapatkan hasil yang berbeda
nyata.
Pengaruh vitamin E sebagai kandungan
tauge kacang hijau yang berfungsi sebagai antioksidan berpengaruh tidak nyata
terhadap bobot testis. Hal ini sesuai dengan penelitian Ardini (2005) yang menyatakan bahwa
senyawa antioksidan kemungkinan kurang berpengaruh terhadap bobot testis,
tetapi lebih berpengaruh pada gangguan struktur spermatozoon. Kandungan vitamin E
sebagai senyawa antioksidan dominan dalam tauge kacang hijau kemungkinan
berpengaruh tidak secara langsung ke jaringan target tetapi lebih dikontrol
oleh regulasi hormonal yang berpengaruh secara langsung ke sel-sel target. Hal
ini berdasarkan pernyataan Fritz (1978) perkembangan dan jumlah sel
spermatogonia serta sel sertoli lebih dipengaruhi oleh regulasi hormonal.
Vitamin E yang terkandung dalam tauge
kacang hijau merupakan antioksidan eksogen yang kurang baik diserap oleh tubuh.
Ardini (2005) menyatakan bahwa
vitamin E merupakan antioksidan lipofilik yang harus diperoleh dari luar tubuh
dan tidak dapat larut maksimal di dalam tubuh, sehingga sulit diserap oleh
jaringan tubuh. Lamanya
pemberian serta dosis vitamin E pada tingkat efektif belum ada kesepakatan yang
harus diberikan. Ardini (2005) menyatakan bahwa konsumsi vitamin E yang
diperlukan sebagai antioksidan masih diperdebatkan. Hal ini disebabkan
kebutuhan vitamin E tergantung polyunsaturated fatty acid (PUFA) atau
asam lemak tak jenuh. Setiap individu mempunyai konsumsi PUFA yang berlainan
sehingga sulit untuk menentukan kebutuhan yang tepat akan vitamin E (Guzzman : 2000).
Tabel 2
Rata-rata
bobot badan dan konsumsi pakan harian mencit setelah pemberian tauge kacang
hijau selama 48 hari secara oral
Kelompok
Hewan
|
Jumlah
|
Bobot
Badan
(X
± S
)
|
Konsumsi
Pakan Harian (g)
(X
± S
)
|
Perlakuan
(P1)
|
5
|
40,80
a ± 2,65
|
3,77
b ± 0,61
|
Kontrol
(P0)
|
5
|
44,58
a ± 3,68
|
4,23
b ± 0,41
|
Keterangan
: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan
perbedaan tidak nyata pada taraf kepercayaan 95 %
Tabel 2 menunjukkan hasil uji-t bobot badan berbeda
tidak nyata dengan ratarata bobot badan masih dalam kisaran normal. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Fritz
(1978) bahwa bobot badan mencit
jantan dewasa berkisar antara 20-50 g. Data bobot badan tersebut dapat
diartikan bahwa banyaknya substrat, baik yang terkandung dalam tauge kacang
hijau maupun pellet masih dalam kisaran normal untuk kebutuhan metabolisme
tubuh hewan uji.
Tabel 2 juga menunjukkan hasil uji-t
konsumsi pakan harian antara mencit perlakuan dan kontrol berbeda tidak nyata ,
dan masih dalam kisaran normal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Maulana (2010) bahwa konsumsi pakan
harian mencit antara 3-5 g/hari, sehingga dapat diasumsikan bahwa konsumsi
pakan harian hewan uji berupa pellet secara ad libitum masih dalam
kisaran normal.
Pemberian tauge kacang hijau yang
merupakan substrat metabolime berfungsi sebagai serat di dalam tubuh. Serat
bermanfaat memberi massa dan volume di lambung yang menyebabkan munculnya
signal yang diterima oleh reseptor kenyang Mardiati
(2009), sehingga konsumsi pakan harian hewan
uji tidak berlebihan atau masih dalam kisaran normal. Konsumsi pakan tersebut
menyebabkan bobot badan hewan uji tidak mengalami peningkatan secara
berlebihan, tetapi masih dalam kisaran normal.
Hal ini disebabkan karena serat mampu
membatasi konsumsi pakan yang menyebabkan absorbsi senyawa organik seperti
lemak dan protein dalam kisaran normal, sehingga tidak terjadi laju sintetis
yang melebihi laju perombakan senyawa-senyawa organik tersebut. Bobot badan merupakan
salah satu variabel pertumbuhan yang terjadi apabila laju sintesis senyawa
organik seperti protein dan lemak melebihi laju perombakannya, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya deposisi senyawa-senyawa organik tersebut di dalam tubuh menurut Mardiati (2009).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tubulus seminiferus adalah struktur yang
terletak di organ seks pria yang disebut testis. Tubulus seminiferus merupakan
tubulus kontortus yang membentuk jala-jala, berujung buntu dan pada ujung yang
lain menjadi saluran yang lurus dengan lumen menyempit dan dibatasi oleh epitel
selapis kubus berflagela satu. Beberapa nutrisi yang bila dikonsumsi secara
seimbang dapat meningkatkan kesuburan pria diantaranya adalah vitamin E,
vitamin B, vitamin C, Zinc dan asam folat.
Tauge
kacang hijau kaya akan kandungan protein, asam amino, vitamin dan mineral dan
tanaman ini dikatakan sebagai makanan yang dapat meningkatkan kesuburan kaum
pria karena didalamnya mengandung mineral dan vitamin khususnya kandungan
vitamin E-alfa yang membuat pria berambah perkasa. Peranan vitamin E
sebagai antioksidan berjalan sinergis dengan adanya kandungan antioksidan lain
di dalam tauge kacang hijau seperti vitamin C dan selenium. Kombinasi vitamin
E, C dan selenium tersebut dapat melindungi sel dari serangan radikal bebas, sehingga
kemungkinan dengan mengkonsumsi tauge kacang hijau mampu mempertahankan
fertilitas dengan cara melindungi beberapa sel penyusun tubulus seminiferus di
dalam testis dari kerusakan akibat serangan radikal bebas.
Hasil
penelitian pengaruh pemberian tauge kacang hijau pada mencit jantan menunjukkan
perbedaan tidak nyata pada diameter tubulus seminiferus, tebal lapisan epitel
tubulus seminiferus dan bobot testis antara kelompok kontrol dan perlakuan.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
bahwa pemberian tauge kacang hijau belum mampu mempengaruhi spermatogenesis
secara nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012. Kecambah. http://id.wikipedia.org/wiki/Kecambah.
Diakses pada tanggal 10 April 2015, pukul 20.00 WIB.
Ardini, S.D. 2005. Efek Pemberian
Kombinasi Vitamin C dan Vitamin E terhadap Kadar Nitric Oxide pada Preklampsia.
Tesis. Semarang : Fakultas Kedokteran Univ. Diponegoro.
Budisma.
2015. Fungsi Tubulus Seminiferus. http://budisma.net/2015/03/fungsi-tubulus-seminiferus.html.
Diakses pada tanggal 19 April 2015 Pukul 22.00 WIB.
Fritz, I. B. 1978. Sites
of Actions of Androgens and Follicle Stimulating Hormone on Cells of the
Seminiferous Tubule. in: G. Litwack (Ed.). New York : Academic
Press.
Guzman, J.M., Mahan, D. C., Chung Y. K., Pate, J. L. and Pope, W. F. 2000. Effects of Dietary Selenium and Vitamin E on
Boar Performance and Tissue Responses, Semen Quality and Subsequent
Fertilization Rates in Mature Gilts. Journal
of Animal Science 75:2994-3003.
Hikmat.
2014. Definisi Tubulus Seminiferus. http://hikmat.web.id/biologi-klas-xi/definisi-seminiferus-tubulus/.
Diakses pada tanggal 19 April 2015 Pukul 22.05 WIB.
Mardiati. 2009. Diameter dan Tebal Lapisan Epitel Tubulus
Seminiferus serta Bobot Testis Mencit (Mus
Musculus) setelah Pemberian Tauge Kacang Hijau (Vigna Radiata). Semarang : Universitas Diponegoro.
Maulana. 2010.
Pengaruh Ekstrak Tauge (Phaseolus
Radiatus) terhadap Kerusakan Sel Ginjal Mencit (Mus Musculus) yang Diinduksi Parasetamol. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.
Nurcholis,
M. 2014. Manfaat dan kandungan toge. http://manfaatdankandungan.blogspot.com/2013/11/manfaat-dan-kandungan-toge kecambah.html. Diakses pada
tanggal 10 April 2015, pukul 20.07 WIB.
Sridianti.
2013. Pengertian Tubulus Seminiferus.
http://www.sridianti.com/pengertian-fungsi-tubulus-seminiferus.html.
Diakses pada tanggal 19 April 2015 Pukul 21.50 WIB.
Suparyo.
2014. Kecambah kacang hijau meningkatkan
kesuburan pria. http://daunbuah.com/kecambah-kacang-hijau-meningkatkan-kesuburan-pria/. Diakses pada
tanggal 10 April 2015, pukul 20.07 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar