Selasa, 13 Oktober 2015

MAKALAH SISTEM EKSKRESI



MAKALAH
SISTEM EKSKRESI
Untuk memenuhi tugas kelompok :
         Mata Kuliah            : Kapita Selekta II
         Dosen Pengampu   : CiptaAnto M.Pd



 








Disusun oleh Kelompok 3 :
Aenul Fahmi Khalik
Nurul Syiam

IPA BIOLOGI (C/ VI)



KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Ekskresiuntuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Kapita Selekta II.
            Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Cipta Anto, M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Kapita Selekta II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak-pihak lain yang turut serta membantu  dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan. Penulis  mengharapkan kepada teman-teman untuk bersedia memberikan kritik dan sarannya menyangkut pembuatan makalah ini, sebagai bahan pertimbangan untuk membuat makalah selanjutnya. Namun demikian, penulis sudah berusaha menyajikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca, peminat keilmuan dan calon penulis di masa mendatang.


Cirebon, 01 Maret 2015

                                                                                                            Penulis   








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia dalam melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tentu menghasilkan sampah atau limbah. Sampah atau limbah ini merupakan sisa yang harus dibuang agar tidak mengganggu. Demikian pula yang terjadi pada mahluk hidup, semua mahluk hidup bisa mengeluarkan limbah mulai dari hewan yang bersel satu sampai hewan tingkat tinggi, bahkan manusia. Dalam proses pengeluaran limbah pada mahluk hidup memerlukan sebuah system yang disebut system ekskresi.
System ekskresi yang dimiliki setiap mahluk hidup berbeda-beda sesuai dengan tingkatan dan konveksitas mahluk hidup. System ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat hasi metabolisme sel yang sudah tidak digunakan oleh tubuh dan dikeluarkan bersama urine, keringat, atau udara pernapasan. Pada system ekskresi manusia, sisa-sisa metabolisme dapat diserap oleh darah kemudian diproses dan akhirnya dikeluarkan lewat alat-alat ekskresi.
B.     Rumusan masalah
1.        Jelaskan definisi sistem ekskresi ?
2.        Sebutkan apa saja alat-alat ekskresi pada manusia dan jelaskan mekanisme kerjanya?
3.        Gangguan-gangguan apa saja yang terjadi akibat kerusakan organ ekskresi ?
4.        Bagaimana sistem ekskresi pada hewan invertebrata dan vertebrata ?
C.    Tujuan
1.         Untuk mengetahui definisi sistem ekskresi
2.         Untuk mengetahui alat-alat ekkresi pada manusia beserta mekanisme kerjanya
3.         Untuk mengetahui gangguan-gangguan yang terjadi akibat kerusakan organ ekskresi
4.         Untuk mengetahui sistem ekskresi pada hewan invertebrata dan vertebrata






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sistem Ekskresi pada Manusia
Sistem ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti menghembuskan gas CO2 ketika bernapas, berkeringat, dan buang air kecil (urine). Sistem ekskresi membantu memelihara homeostatis dengan tiga cara, yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.
Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H2O, NH3, zat warna empedu, dan asam urat. Fungsi sistem ekskresi antara lain :
·         Membuang limbah yang tidak berguna, dan beracun dari dalam tubuh
·         Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
·         Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
·         Homeostatis
Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi. Berikut adalah alat-alat ekskresi pada tubuh manusia :
1.        Ginjal
Ginjal atau ren disebut juga buah pinggang karena buahnya seperti biji buah kacang merah. Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu dalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah 2 buah, berwarna merah keunguan, dan yang kiri terletak agak tinggi dari kanan. Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medulla. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal disebut pelvis renalis.
Saluran structural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman, glomerulus yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu tubulus kontertus proksimal, tubulus kontertus distal, tubulus pengumpul dan lengkung henle yang terdapat dibagian medulla. Lengkung henle ialah bagian saluran ginjal yang melengkung pada daerah medulla dan berhubungan dengan tubulus proksimal maupun tubulus didaerah korteks. Pada orang dewasa panjang seluruh tubulus kurang lebih 7,5 sampai 15 km.
Ginjal dilindungi oleh lemak, dan selain itu terdapat arteri ginjal yang menyerupai darah. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidak seimbangan potensial air pada darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urine. Contoh : sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino dan asam nukleat.
Gambar 1. Ginjal dan bagian-bagiannya
a.      Proses pembentukan urin
Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu:
Gambar 2. Proses pembentukan urine
1)        Tahap filtrasi (penyaringan)
Filtrasi terjadi di kapsul bowman diglomerulus. Ketika darah masuk glomerulus maka tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melalui pori-pori endothelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi masuk kedalam ruang kapsul bowman. Hasil filtrasi glomerulus dan kapsul bowman disebut filtrate glomerulus atau urin primer.
Gambar 3. Stuktur nefron
2)        Tahap reabsorbsi (penyerapan kembali)
Reabsorbsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan sebagian tubulus kontortus distal. Reabsorbsi dilakukan oleh sel-sel epithelium diseluruh tubulus ginjal. Za-zat yang direabsorbsi antara lain ; air, gllukosa, asam amino, ion-ion Na, K, Ca, Ci-, dan HCO3 -, sedangkan urea hanya diserap sebagian.
Urutan terjadinya reabsorbsi yaitu, urin primer masuk dari glomerulus ketubulus proksimal. Kemudian terjadi rebsorbsi glukosa dan 67% ion Na,selain itu juga terjadi reabsorbsi air dan ion Ci secara pasif. Bersamaan dengan itu petrat menuju lengkung henle yang tengah berkurang volumenya dan bersifat isotonis. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Ci kejaringan disekitarnya. Reabsorbsi dilanjutkan ditubulus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsorbsi Nadan air dibawah control ADH. Disamping reabsorbsi, ditubulus ini juga terjadi sekresi H, NH4+, urea, kreatinin dan beberapa obat-obatan pada urin. Hasil reabsorbsi ini berupa urin sekunder yang komposisinya mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
3)        Augmentasi (pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na, Cidan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelfis renalis.dari velvis renalis urin mengalir melalui uretter menuju vesica urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin.
b.      Hal-hal yang memengaruhi produksi urine
Hormon antidiuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan memengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karena meningkatkan permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urine menjadi banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urine sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakit diabetes insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urine yang sangat encer. Selain ADH, banyak sedikitnya urine dipengaruhi pula oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1)       Jumlah air yang diminum
Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapatmenyebabkan tekanan koloid protein menurun, sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urine yang diproduksi banyak.
2)      Zat-zat diuretic
Jika banyak mengkonsumsi zat-zat diuretic (kopi, teh,alcohol) maka zat terrsebut akan menghambat reabsorbsi ion H,sehingga ion ADH berkurang sehingga reabsorbsi air terhambat dan volume urin meningkat.
3)      Suhu
Jika suhu internal dan exsternal naik diatas normal maka kecepatan respirasi menigkat dan pembuluh kutaenius melebar. Saat volume air turun, hormone ADH disekresikan sehingga reabsorbsi air menigkat. Disamping it, penigkatan suhu merangsang pembuluh abdominal mengerut sehingga aliran darah di glomerulus dan filtrasi menurun. Kedua hal ini mengurangi volume ini
4)      Konsentrasi darah
Konsentrasi darah dan larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi urin jika kitaminum air seharian maka komsentrasi air didarah menjadi rendahhal ini merangsang hipofisis mengeluarkan ADH. Hormone ini meningkatkan reabsorbsi air di ginjal sehingga volume urin turun. Hormone ADH(anti diuretika) ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian balakang.
Komposisi urin bervariasi tergantung jenis makanan serta air yang diminumnya. Urin normal berwarna jernih transparan sedangkan warna kuning muda urin berasal dari zat warna empedu. Urin normal pada manusia mengandug air, urea, asam urat, amoniak, keratin, asam laktat, asam fospat, asam sulfat, klorida, garam-garam terutama garam dapur, dan zat-zat yang berlebihan didalam darah misalnya vitamin C dan obat-obatan.
Dilihat dari banyaknya macam zat yang terkandung dalam urin tersebut, maka ginjal merupakan alat pengeluaran utama. Fungsi ginjal antara lain :
1) Membuang sisa metabolisme dari tubuh
2) Mengatur keseimbangan air dan garam didalam darah
3) Membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti obat-obatan, bakteri dan zat warna.
4) Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa serta membuang kelebihan bahan makanan tertentu seperti gula dan vitamin.
2.    Hati
Sebagai alat ekskresi hati (hepar) mengeluarkan empedu 1/2 liter setiap hari. Empedu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6. mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vasica velen) dan dikeluarkan keusus halus untuk membantu system pencernaan, misalnya :
·    Mencernakan lemak
·    Mengaktifkan lipase
·    Mengubah zat yang tak larut air menjadi zat yang dapat larut dalam air
·    Membantu daya absorbsi lemak pada dinding usus.
Gambar 4. Hati
Kurang lebih satu juta sel darah merah yang telah tua dan rusak dirombak dalam hati oleh sel-sel khusus yang disebut histiosit. Hemoglobin sel darah merah dipecah menjadi zat besi, globin dan hemin zat besi diambil dan disimpan dalam hati untuk dikembalikan ke sum-sum tulang. Globumin digunakan lagi untuk metabolisme protein/ untuk membentuk Hb baru, sedangkan hemin diubah menjadi zat warna empedu yang berwarna hijau biru.
Jika pembuluh empedu tersumbat, misalnya oleh kolesterol yang mengendap dan membentuk batu empedu, maka warna veses akan menjadi coklat atau abu-abu sedangkan darah akan berwarna kekunig-kuningan karena empedu masuk keperedaran darah (disebut penyakit kuning). Organ hati juga merupakan satu-satunya kelenjar yang menghasilkan enzim orginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin menjadi asam amino ornitin + urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH dan CO yang bersifat racun.
Dalam sel-sel tubuh, ornitin diubah menjadi asam amino sitralin. Sitralin juga berperan mengikat NH menjadi arginin yang hanya dapat dipecah didalam hati, sedangkan urea dari hati diangkut keginjal untuk dikeluarkan bersama urin. Berikut adalah fungsi hati :
1)      Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
2)      Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)
3)      Menawarkan racun
4)      Membentuk protombin dan fibrinogen
5)      Membentuk albumin dan globulin
6)      Mengubah provitamin a menjadi vitamin a
7)      Tempat pembentukan urea
8)      Menghasilkan empedu
9)      Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua
3.    Kulit
Sebagai alat ekskresi, kulit atau integument mengeluarkan peluh (keringat). Luas kulit pada manusia dewasa  20.000 cm, tebal 0,01 cm hingga 0,5 cm. Banyaknya keringat yang dihasilkan / dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara lain oleh aktifitas tubuh, suhu lingkugan, makanan ,keadaan kesehatan dan keadaan emosi. Keringat manusia terdiri dari air, garam-garam terutama garam dapur (NaCl) atau sisa metabolisme sel, urea serta asam.
Gambar 5. Penampang kulit
a.      Bagian-bagian kulit (integument) adalah :
1)      Epidermis
Epidermis memiliki lapisan-lapisan (stratum) penyusun, yaitu:
a)      Stratum korneum berupa zat tanduk (sel mati) dan selalu mengelupas
b)      Stratum lusidum
c)      Stratum granulosum yang mengandung pigmen, bersama stratum lusidum mengganti sel-sel di lapisan straum korneum
d)     Stratum germinativum adalah lapisan yang selalu membentuk sel-sel kulit ke arah luar
2)      Dermis (kulit jengat) atau korium
Dalam demis terdapat pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar  minyak (glandula sebasea) yang terletak  dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut. Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dari epidermis masuk ke bagian dermis. Dari kapiler darah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri dari air dan 1 % larutan garam beserta urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran keringat kepermukaan kulit.
Pengaturan kerja kelenjar keringat dibawah pengaruh pusat pengaturan suhu badan dari system saraf pusat (hipotalamus) dan enzim brandikinin. Fungsi hiotalamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah. Keluarnya keringat yang berlebihan akibat rangsanan saraf dapat terlihat dengan menjadi merahnya warna kulit akibat pengembangan pembuluh darah di lapisan dermis.
3)      Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan, pelindug untuk mengurangi hilangnya air dalam tubuh, melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan kuman-kuman juga sebagai alat indera peraba.
b.      Proses pembentukan keringat
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal.
4.        Paru-paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.











Gambar 6. Paru-paru

5.        Kelainan pada sistem ekskresi
a.         Nefritis
Nefritis merupakan kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman biasanya karena bakteri streptococcus. Akibat nefritis ini seseorang akan mengalami uremia dan dedema.
b.         Batu ginjal
Terbentuk karena pengendapan garam kalsium didalam rongga ginjal, saluran ginjal dan kandung kemih. Penyebab pengendapan garam ini akibat terlalu banyak mengkonsumsi garam mineral dan sedikit mengkonsumsi air.
c.         Albuminuria
Adalah ditemukan albumin pada urin. Adanya albumin pada urin merupakan indikasi adanya kerusakan pada membrane kapsul endothelium atau karena iritasi sel-sel ginjal akibat masuknya substansi seperti racun, bakteri, eter, atau logam berat.
d.        Glikosuria
Adalah ditemukan glukosa pada urin. Adanya glukosa pada urin menunjukkan bahwa terjadi kerusakan pada tabung ginjal
e.         Jerawat
Jerawat merupakan gangguan pada kulit karena kelenjar minyak memproduksi minyak secara berlebihan dan biasanya muncul pada masa puber.
B.     Sistem Ekskresi pada Hewan
Hewan juga melakukan metabolisme untuk melakukan aktifitas kehidupan. Metabolisme menghasilkan zat sisa yang harus dieksresikan dari tubuh. Setiap hewan memiliki cara yang berbeda untuk mengeksresikan sisa metabolisme.
1.        Sistem ekskresi pada hewan invertebrata
Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem ekskresi.Akan tetapi, sisa-sisa metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu, hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri.
a.    .Sistem ekskresi pada insecta
Insecta mempunyai alat yang disebut pembuluh malpighi. Pembuluh malpighi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa metabolisme diserat dari cairan jaringan oleh pembuluh malpighi bagian ujung distal. Dari bagian ini, cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh malpighi dan membentuk kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang yang akhirnya keluar bersama feses. Sebagian zat sisa-sisa yang mengandung nitrogen dimanfaatkan untuk membentuk kitin pada eksokeleton (rangka luar), dan dapat ikut dieksresikan sewaktu molting atau pengelupasan kulit.
b.      Sistem Ekskresi Cacing Pipih
Pengeluaran sisa metabolisme pada cacing pipih dan cacing pita dilakukan dengan selenosit yang disebut juga protonefridium atau sel api. Disebut sel api karena gerakannya seperti api. Sel api menyerap sisa metabolisme dari sel-sel sekitarnya, lalu mengalirkan sisa metabolisme dengan gerakan silia ke duktus ekskretorius.
2.        Sistem ekskresi pada hewan vertebrata
Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren). Struktur ginjal yang paling primitif pada vertebrata disebut akrinefros atau holonefros.Pada prinsipnya terdapat tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio vertebrata selain mamalia, embrio berudu dan larva amphibia, pronefros, digantikan oleh mesonefros. Mesonefros merupakan ginjal pada bagian embrio sebagian vertebrata, ikan dewasa, mesonefros akan berubah menjadi metanefros selama masa perkembangan embrio.
a.    Sistem ekskresi pada ikan
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat disisi dorsal rongga tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang, berwarna coklat, dan pada ujung anteriornya berhubungan dengan sistem reproduksi. Tubulus ginjal mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus. Selanjutnya, duktus mesonefridikus menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk mengangkut sperma dan urin yang bermuara di kloaka.
b.      Sistem Ekskresi Amphibia
Amphibia memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros.Pada katak jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Sebaliknya, pada katak betina saluran ginjal dan kelamin terpisah. Ginjal amphibia berhubungan dengan ureter di vesika urinaria. Saat amphibia mengalami metamorfosis, hasil ekskresi amphibia juga berubah. Larva amphibia mengekskresikan amonia, sedangkan berudu dan hewan dewasa mengekskresikan urea.
c.       Sistem Ekskresi Reptilia
Alat ekskresi pada reptilia adalah sepasang ginjal metanefros.Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi pada stadium embrional menghilang.Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vasika urinaria (kandung kemih).Vesika urinaria bermuara langsung ke kloaka.

















BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.        System ekskresi pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Masing-masing organ tersebut, bisa mengeluarkan sisa metabolisme dari dalam tubuh.
a.    Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi utama berjumlah sepasang dan terletak di kanan dan kiri dekat tulang pinggang. Dalam ginjal terjadi proses-proses pembentukan urine, yang meliputi tahap filtrasi ( penyaringan), tahap reabsorbsi ( penyerapan kembali), dan tahap augmentasi (proses pengumpulan).
b.      Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita dan termasuk salah satu alat ekskresi. Kulit memiliki struktur  yang terdiri atas lapisan epidermis dan lapisan dermis. Pada lapisan dermis terdapat akar rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah dan serabut saraf. Dimana kulit mengeluarkan sisa metabolisme berupa air, urea dan garam.
c.       Paru-paru
Paru-paru merupakan organ pernapasan dan juga organ ekskresi. Paru-paru mengeluarkan sisa metabolisme berupa gas, COdan HO.
d.      Hati
Hati atau hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh dan merupakan salah satu alat ekskresi penting. Hati juga menghasilkan enzim orginase untuk menguraikan asam amino orgenin menjadi asam amino ornitin dan urea. Hati mengeluarkan sisa metabolisme dalam tubuh berupa zat warna empedu.
2.        Sistem ekskresi pada hewan invertebrata belum terdapat sistem ekskresi.Akan tetapi, sisa-sisa metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu, hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri.
3.        Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren). Pada prinsipnya terdapat tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan metanefros.



DAFTAR PUSTAKA
Diastuti, R. 2009. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : CV. Sindhunata.
Firmansyah R, Agus M. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XI. Jakarta : PT.Setia Puma Inves.
Hanum E, Widi P. 2009. Biologi 2. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya.
Kadaryanto. 2006. Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.
Widayati, S. 2009. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pustaka Insan Madani.
Anonim. 2013. www.google.com/sistem-ekskresi. Diakses pada tangga 1 Maret 2015 Pukul 20.00 WIB.