MAKALAH
DESAIN PENELITIAN TIPE DESAIN FAKTORIAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
Mata kuliah : Metodologi Penelitian
Pendidikan
Dosen Pengampu : Edy Chandra, S.Si,
M.A
Disusun Oleh :
Kelompok II
v Erina Qurrotul A’eni
v Harmoko
v Intan Anugrah Rahayu
v Risma Yuliawati
v Lina Lia Sari
v Nurul Syiam
v Yayah Imayah
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dasar-dasar dan makna penelitian adalah sebagai pencarian ilmiah
(scientific inquiry), karakteristik dan langkah-langkah umum penelitian
berdasarkan pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan
berdasarkan fungsinya yaitu terdapat penelitian dasar, penelitian terapan dan
penelitian evaluatif serta macam-macam penelitian berdasarkan tujuan yaitu
penelitian deskriftif, prediktif, importif dan eksplanatif.
Penelitian kali ini membahas mengenai Desain Penelitian Tipe Dasain
Faktorial, hal ini bukan merupakan suatu rancangan (design) melainkan suatu pola untuk melakukan percobaan, yaitu
dengan mencoba serentak dari beberapa faktor dalam
suatu percobaan. Adapun rancangan yang digunakan dalam percobaan faktorial
tergantung pada keadaan lingkungan dan tujuan percobaan. Rancangan yang biasa
dipakai adalah rancangan dasar seperti RAL. RAK dan RBSL. (Abdul Syahid. 2009).
Rancangan faktorial dibentuk berdasarkan
sejumlah taraf dari setiap faktor yang akan diamati, kemudian melakukan
eksperimen pada semua kombinasi taraf faktor yang mungkin. Selanjutnya
faktor-faktor tersebut diamati secara bersama-sama untuk menunjukan ada
tidaknya pengaruh atau efek interaksi antar faktor.
Tujuan dari percobaan faktorial adalah untuk
melihat interaksi antara faktor yang
kita cobakan, adakalanya kedua faktor saling sinergi terhadap
respon (positif). Namun adakalanya juga keberadaan suatu faktor justru
menghambat kinerja faktor lain (negative). Adanya kedua mekanisme tersebut
cenderung meningkatkan pengaruh interaksi antar ke dua faktor. Pengaruh
interaksi adalah kegagalan level faktor yang satu terhadap level faktor yang
lain untuk memberikan respon hasil yang sama. Selanjutnya, untuk lebih memahami mengenai penelitian faktorial,
dalam makalah ini yang berjudul “Desain Penelitian Tipe Desain Faktorial” yang akan
dibahas mengenai metode penelitian desain faktorial beserta hal-hal yang terkait di
dalamnya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari percobaan Desain Penelitian Tipe Desain Faktorial?
2.
Apasajakah macam – macam dari desain factorial ?
3.
Bagaimana dari Percobaan Desain Penelitian Tipe Desain Faktorial?
4.
Seperti apa kekurangan dan kelebihan dari desain Faktorial ?
5.
Bagaimana pengaruh Penelitian desain factorial ?
6.
Seperti apa Notasi atau perhitungan dari desain Faktorial ?
7.
Bagaimana rancangan dari Desain factorial ?
8.
Apa saja kelemahan dan kelebihan Desain Penelitian Tipe Desain Faktorial?
9.
Bagaimana contoh aplikasi Desain Penelitian Tipe Desain Faktorial?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari percobaan Desain
Penelitian Tipe Desain Faktorial.
2. Untuk mengetahui macam – macam desain factorial.
3. Untuk mengetahui percobaan desain factorial.
4. Untuk mengetahui tujuan dari Percobaan Desain
Penelitian Tipe Desain Faktorial.
5. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari
Desain factorial.
6. Untuk mengetahui pengaruh Desain factorial.
7. Untuk mengetahui notasi atau perhitungan desain
factorial.
8. Untuk mengetahui contoh aplikasi Desain Penelitian
Tipe Desain Faktorial?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Desain Faktorial
Merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu
dengan memperlihatkan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan ( variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen).
Paradigma design
faktorial dapat digambarkan seperti berikut:
R
O1
X
Y1 O2
R
O3
Y1 O4
R
O5
X
Y2 O6
R
O7
Y2 O8
|
B.
Macam – macam Desain Faktorial
Desain Faktorial terbagi menjadi tiga desain, yaitu 2x4, 2x3, 2x2.
Penjabaran masing – masing desain factorial diantaranya sebagai berikut :
1. Desain factor 2x4 yang maksudkan dalam penelitian ini adalah dua
model layanan bimbingan yaitu layanan bimbingan dengan menggunakan model
pembelajaran piramid dan layanan bimbingan konvensial dengan empat model pola
pengasuhan orang tua yaitu outhotitarian,
aouhotitative, permissive indulgent dan permissive indifferent.
2. Desain 2x3 yang dimaksudkan yaitu dua model bimbingan layanan
dengan menggunakan model pembelajaran piramid dan layanan bimbingan konvensial
dengan tiga kategori sosio ekonomi yaitu keluarga sejahtera II, keluarga
sejahtera III dan keluarga sejahtera III plus.
3. Desain 2x2 dimaksudkan dalam penelitian ini dengan menggunakan dua
model bimbingan layanan dengan menggunakan model pembelajaran piramid dan
layanan bimbingan konvensional dengan dua jenis kelamin yaitu laki – laki dan
perempuan serta kategori sekolah yaitu TK inti dan TK Imbas dengan
pengkategorian level TK berdasarkan data dari Diknas kota Bandung.
Secara skematik desain eksperimen dalam penelitian ini disajikan contoh
menurut model desain factorial, sebagai berikut :
Tabel 3.1
Skema Desain Faktorial 2x4 antara
Layanan Bimbingan
dengan Pola Asuh Orang Tua
Tabel 3.2
Skema Desain Faktorial 2x5 antara
Layanan Bimbingan
dengan Sosio Ekonomi Keluarga
Tabel 3.3
Skema Desain Faktorial 2x2 antara
Layanan Bimbingan dengan
Jenis Kelamin dan Jenis TK
C.
Percobaan Factorial
Percobaan faktorial bukan merupakan suatu rancangan
(design) melainkan suatu pola melakukan percobaan. untuk mencoba serentak dari
beberapa faktor dalam suatu percobaan. Adapun rancangan yang digunakan dalam
percobaan faktorial tergantung kepada keadaan lingkungan dan tujuan percobaan.
Rancangan yang biasa dipakai adalah rancangan dasar seperti RAL. RAK dan RBSL.
(Abdul Syahid. 2009)
Jadi percobaan faktorial adalah percobaan yang
perlakuannya terdiri atas semua kemungkinan kombinasi taraf atau level dari beberapa
faktor. Kombinasi-kombinasi taraf-taraf faktor inilah yang disebut sebagai
faktorial. Faktor yaitu sejenis perlakuan, dan didalam percobaan faktorial,
setiap faktor mempunyai beberapa perlakuan. Misalnya: bila suhu pada suatu
pemanasan dilakukan dalam beberapa suhu, suhu-suhu tertentu inilah yang disebut
sebagai taraf/ level. Jadi taraf atau level adalah banyaknya atau keadaan
tertentu dari suatu faktor.
Rancangan faktorial dibentuk berdasarkan sejumlah taraf
dari setiap faktor yang akan diamati, kemudian melakukan eksperimen pada semua
kombinasi taraf faktor yang mungkin. Selanjutnya faktor-faktor tersebut diamati
secara bersama-sama untuk menunjukan ada tidaknya pengaruh / efek interaksi
antar faktor.
Dalam percobaan faktorial pengaruh yang
ditimbulkan oleh peubah bebas (perlakuan faktorial) yang dicobakan dapat
dilihat dari proyeksi yang ditunjukkan oleh peubah tak bebas (faktorial
respon). Pengaruh perlakuan faktorial (perlakuan kombinasi) ini dapat dibedakan
menjadi pengaruh sederhana(tunggal). pengaruh utama. dan pengaruh interaksi.
Yang dimaksud dengan pengaruh sederhana adalah pengaruh suatu faktor dalam satu level faktor lainnya. Dari hasil
pengujian ini dapat diketahui kondisi perbedaan taraf-taraf dari suatu faktor pada kondisi taraf-taraf yang berbeda
dari faktor yang lain. Informasi yang diperoleh juga lebih rinci dan dapat
mengetahui adanya interaksi atau tidak.Sedangkan pengaruh utama merupakan rata-rata
dari nilai semua pengaruh tunggal atau sederhana. Hasil yang diperoleh dari pengujian
pengaruh utama menunjukkan apakah taraf-taraf dari suatu faktor tertentu nyata
atau tidak pada semua kondisi taraf faktor yang lain.
D.
Tujuan pecobaan faktorial
Tujuan dari percobaan faktorial adalah untuk
melihat interaksi antara faktor yang
kita cobakan. Adakalanya kedua faktor saling sinergi terhadap respon (positif).
Namun adakalanya juga keberadaan suatu faktor justru menghambat kinerja faktor
lain (negative). Adanya kedua mekanisme tersebut cenderung meningkatkan
pengaruh interaksi antar ke dua faktor. Pengaruh interaksi adalah kegagalan
level faktor yang satu terhadap level faktor yang lain untuk memberikan respon
hasil yang sama. Pengaruh interaksi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan
(selisih) respon dari suatu faktor terhadap level faktor yang lain.
Beberapa keuntungan dari percobaan faktorial adalah:
Lebih efisien dalam menggunakan sumber-sumber
yang ada, informasi yang diperoleh lebih komperhesip, karena mempelajari
beberapa interaksi yang ada, dan hasil percobaan dapat diterapkan dalam suatu
kondisi yang lebih luas, karena mempelajari kombinasi dari berbagai faktor.
E.
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan menggunakan analisis ini adalah :
1. Semua unit percobaan digunakan dalam
mengevaluasi efek dari masing-masing faktor.
2. Interaksi antar faktor dapat diduga sehingga
dapat diketahui apakah faktor bekerja sendiri atau memiliki interasi dengan
faktor lainnya.
3. Ruang lingkup pengambilan kesimpulan lebih
luas.
Kerugian menggunakan analisis ini adalah :
1. Analisis statistika menjadi lebih kompleks dan
panjang.
2. Makin banyak faktor yang diteliti. kombinasi
perlakuan semakin meningkat pula. sehingga ukuran percobaan semakin besar dan
akan mengakibatkan ketelitiannya semakin berkurang.
3. Terdapat kesulitan dalam menyediakan satuan
percobaan yang relatif homogen.
4. Interaksi lebih dari 2 faktor agak sulit untuk
menginterpretasikannya.
F.
Pengaruh Faktorial
Efek atau pengaruh sebuah faktor didefinisikan sebagai
perubahan nilai variabel respon yang disebabkan oleh perubahan taraf faktor.
Macam-macam efek faktorial:
1. Efek sederhana
Merupakan selisih respond dari suatu faktor
terhadap taraf tertentu suatu faktor lainnya.
2. Efek utama
Merupakan rata-rata dari pengaruh sederhana.
3. Efek interaksi
Merupakan rata-rata dari selisih efek sederhana suatu
faktor. Interaksi adalah kegagalan taraf suatu faktor untuk berprilaku sama
pada taraf faktor lainnya.
G.
Notasi dan Perhitungan Efek Faktorial
Rancangan faktorial 2n atau
rancangan 2n adalah rancangan percobaan faktorial yang terdiri dari
n faktor dan masing-masing faktor bertaraf 2. Banyaknya taraf yaitu 2 ditulis
sebagai bilangan pokok dan banyaknya faktor yaitu n ditulis sebagai pangkat.
Banyaknya kombinasi perlakuan yang dihasilkan yaitu 2n , dengan n =
1,2,3,....
Faktor dinotasikan dengan huruf besar
A,B,C,.... dan seterusnya. Faktor A pada taraf i = 0 , 1 dinyatakan dengan Ai dan
kombinasi perlakuannya dinotasikan dengan huruf kecil a, b, c,.... sesuai
dengan faktornya, dengan pangkat 0 maka = 1 atau (1)) yang menyatakan kombinasi
perlakuan pada taraf pertama faktor A dan faktor B, a0b1
= b adalah kombinasi perlakuan pada taraf pertama faktor A dan taraf kedua
faktor B, dst.
1. Efek Faktorial pada Rancangan 22
Rancangan 22 adalah rancangan faktorial dengan
2 faktor yang masing-masing terdiri dari 2 taraf. Misal faktornya A dan B dan
tarafnya 0 dan 1, maka kombinasi perlakuannya:
B0 B1
A0 (1) b
A1 a ab
Berdasarkan pengertian
macam-macam pengaruh fakktorial didapat:
Efek sederhana faktor A terdapat B0 = a – (1)
Efek sederhana faktor A terdapat B1 = ab – b
Efek sederhana faktor B terdapat A0 = b
– (1)
Efek sederhana faktor B terdapat A1 = ab
– a
Efek utama faktor A = ½ (- (1) + a – b + ab)
Efek utama faktor B = ½ (- (1) – a + b + ab)
Efek interaksi AB = ½ ((1) – a – b + ab)Terlihat
bahwa jumlah koefisien setiap efek = 0, sehingga kita dapatkan kontras yang
menyatakan hubungan efek dengan kombinasi perlakuan.
Bila disajikan dalam bentuk binom dapat didapatkan:
2A = -(1) + a – b + ab
= (a – 1) (b + 1)
2B = -(1) – a + b + ab = (a+1) (b-1)
2AB = (1) – a – b + ab = (a – 1) (b – 1)
Perhitungan efek tersebut dapat juga didapat
dengan cara yang diberikan oleh Yates (metoda Yates) sbb:
Respon [1] (2) = kontras
(1)
(1)+a Tot.= +(1)+a+b+ab
a b+ab r2A = -(1)+a-b+ab
b a-(1) r2B = -(1)-a+b+ab
ab ab-b r2AB = +(1)-a-b+ab
Terlihat bahwa setengah bagian atas kolom [1] adalah jumlah dari pasangan
berurutan bilangan pada kolom respon. Dan setengah bagian bawahnya adalah
selisih dari pasangan berurutan bilangan pada kolom respon, dimana respon
adalah jumlah data tiap sel dengan replikasi r. Demikian juga setengah bagian
atas kolom [2] adalah jumlah dari pasangan berurutan bilangan pada kolom [1],
dan setengah bagian bawahnya adalah selisih dari pasangan berurutan bilangan
pada kolom [1]. Untuk menghasilkan kontras diperlukan perhitungan seperti di
atas sampai kolom [2], yang sama dengan banyaknya faktor n = 2.
H.
Rancangan
Desain Faktorial
Langkah lebih maju daripada
ekserimental design sebelumnya. Pada experimental design sebelumnya, hanya ada
satu X (perlakuan/program) yang ingin diketahui efeknya,sedangkan pada Factorial
Design ingin dipelajari dua atau lebih dari perlakuan/program X (faktor)
secara terpisah atau sekaligus. Factorial Design yang paling sederhana
adalah Rancangan Bangun Factorial 2 x 2.
I.
Contoh Aplikasi
Desain Faktorial
1.
Pembuatan Nata De Tomato
Buah tomat
merupakan buah yang tidak tahan lama (mudah busuk) sehingga perlu alternatif
lain dalam pemanfaatannya. Alternatif tersebut adalah menjadi produk makanan
melalui proses fermentasi menggunakan bakteri Acetobacter Xylinum yang disebut
nata. Pembuatan nata dengan bahan baku buah tomat, maka hasil fermentasinya
disebut nata de tomato. Hal ini dikarenakan tomat memiliki karbohidrat sebagai
substrat pembentuk nata. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui variabel
yang berpengaruh dan menentukan kondisi optimum pada proses pembuatan nata de
tomato dari buah tomat secara fermentasi. Metode penelitian yang digunakan
adalah factorial design dengan 3 variabel dan 2 level. Dalam penelitian ini
digunakan variabel tetap yaitu volum media 650 ml , suhu fermentasi 30 ºC dan
konsentrasi starter ( 10% dari media fermentasi). Sedangkan variabel berubahnya
yaitu konsentrasi gula ( 5 % dan 8 % ), tingkat keasaman (3 dan 5) dan waktu
fermentasi ( 12 dan 14 hari ). Respon yang diamati adalah besarnya yield dari
setiap variabel. Dari hasil penelitian diperoleh data variabel yang berpengaruh
adalah konsentrasi gula, tingkat keasaman dan waktu fermentasi. Kondisi optimal
pada konsentrasi gula 5 %, pH 3 dan lama fermentasi 14 hari dengan yield
sebesar 60,18 %. Sedangkan uji kimia diperoleh hasil berupa kadar karbohidrat
7,25 % ; kadar protein 0,11 % ; kadar sukrosa 1,96 % dan kadar air 97,20 %.
2.
Peningkatan daya tahan tahu putih di
Perusahaan Tahu Budi Purnomo dengan metode factorial design
Tahu putih merupakan makanan yang
dibuat melalui proses pengendapan protein kedelai dengan menggunakan bahan
penggumpal khusus. Tahu putih hasil produksi Budi Purnomo memiliki daya tahan
relatif singkat karena perusahaan tidak memberikan campuran bahan penggumpal
maupun bahan pengawet. Menurut pihak perusahaan penggunaan bahan yang tidak
tepat terhadap pemberian campuran bahan penggumpal dan bahan pengawet justru
akan merubah rasa tahu menjadi lebih pahit atau kecut. Metode factorial design
digunakan untuk menemukan kombinasi faktor dan level yang optimal. Faktor yang
digunakan dalam penelitian ini ada tiga yaitu campuran bahan penggumpal, jenis
bahan pengawet dan lama pendidihan
bubur kedelai. Dari hasil eksperimen yang telah dilakukan didapatkan
komposisi yang dapat meningkatkan daya tahan tahu putih lebih lama dari
sebelumnya tanpa mengubah rasa tahu tersebut yaitu campuran bahan penggumpal
asam cuka dan jenis bahan pengawet asam sorbat.
3.
Peningkatan kualitas tape dengan
menggunakan metode factorial design
Tape adalah salah satu makanan khas
dari singkong yang difermentasi dengan menggunakan ragi. Skripsi ini dilakukan
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh Perusahaan Tape 31 yaitu
banyaknya komplain dari konsumen yang menyebabkan penurunan penjualan dalam
beberapa bulan terakhir. Penelitian ini menggunakan metode factorial design
untuk menemukan kombinasi faktor dan level yang optimal. Faktor yang digunakan
dalam penelitian ini ada tiga yaitu rasio ragi dan gula, lama perebusan, dan
lama fermentasi. Dari hasil eksperimen yang telah dilakukan didapatkan
komposisi yang paling banyak disukai oleh konsumen yaitu rasio ragi dan gula
sebanyak 5:3 gram, lama perebusan selama 60 menit, dan lama fermentasi 4 hari.
Aplikasi Desain Faktorial dalam Pendidikan Biologi
1. Pengaruh penggunaan kombinasi metode
pembelajaran langsung, pembelajaran pemecahan soal, dan pemebaljaran berbasis
computer dalam pembahasan system reproduksi Kelas XI SMA. Dengan tujuan
penelitian : untuk mengatasi kegagalan akademik siswa kelas XI SMA.
2. Pengaruh penggunaan kombinasi jumlah
jam pelajaran dan intruksi belajar terhadap prestasi belajar siswa terhadap
mata pelajaran ekosistem kelas XII SMA. Dengan tujua untuk mengetahui semangat
atau minat belajar siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Percobaan desain penelitian tipe desain faktorial dengan memperlihatkan kemungkinan adanya variabel
moderator yang mempengaruhi perlakuan terhadap hasil.
Macam – macam dari desain factorial yaitu desain 2x4, 2x3, 2x2. Percobaan yang perlakuannya terdiri atas semua kemungkinan
kombinasi taraf atau level dari beberapa faktor. Kombinasi-kombinasi
taraf-taraf faktor inilah yang disebut sebagai faktorial. Tujuan dari
percobaan faktorial adalah untuk melihat interaksi antara faktor yang kita cobakan.
Kelebihan dari desain factorial, yaitu semua unit
percobaan digunakan dalam mengevaluasi efek dari masing-masing faktor, interaksi antar faktor dapat diduga sehingga dapat diketahui apakah faktor
bekerja sendiri atau memiliki interasi dengan faktor lainnya, ruang lingkup pengambilan kesimpulan lebih luas. Sedangkan, kerugiannya adalah analisis statistika menjadi lebih kompleks dan panjang, makin banyak faktor yang diteliti. kombinasi perlakuan semakin meningkat
pula. sehingga ukuran percobaan semakin besar dan akan mengakibatkan
ketelitiannya semakin berkurang, terdapat kesulitan dalam menyediakan satuan
percobaan yang relatif homogen.
Pengaruh penelitian sebagai perubahan nilai variabel respon yang
disebabkan oleh perubahan taraf faktor. Contoh aplikasi desain penelitian tipe desain
factorial, salah satunya yaitu peningkatan daya tahan tahu putih di
perusahaan tahu budi purnomo dengan metode factorial design.
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya:
Usaha Nasional
Fuchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Boleh minta softcopynya ga?
BalasHapus